Peta Jalan Bali Disepakati

Sumber:Kompas - 16 Desember 2007
Kategori:Climate
Nusa Dua, Kompas - Delegasi Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali, Sabtu (15/12) sekitar pukul 15.15 Wita, akhirnya menyepakati Bali Road Map atau Peta Jalan Bali. Kesepakatan ini harus diperoleh dengan kerja keras yang ulet sampai perpanjangan waktu selama 23 jam.

"Hasil ini sangat memuaskan dan sangat konstruktif untuk menuju konferensi di Copenhagen, Denmark, 2009 untuk selanjutnya merumuskan kerangka kerja sama yang baru pasca-Protokol Kyoto 2012," ujar Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Kesepakatan pun baru bisa dihasilkan setelah didahului lobi- lobi intensif dari ruang ke ruang yang dilakukan khususnya oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. Sidang pleno juga sempat ditunda dua kali dan pidato imbauan pun sempat disampaikan Presiden Yudhoyono serta Sekjen PBB Ban Ki-moon yang khusus hadir di rapat pleno.

Delegasi Amerika Serikat yang hingga saat terakhir masih berusaha mengubah isi rancangan deklarasi akhirnya menyerah setelah sejumlah negara mengkritik keras kebijakan AS. Ketua Delegasi AS, Paula J Dobriansky, akhirnya menyatakan negaranya menerima secara konsensus rancangan Deklarasi Bali untuk disahkan sebagai hasil konferensi. AS, yang sebelumnya dicemooh banyak anggota delegasi yang hadir di sidang pleno dengan teriakan "huuu!", akhirnya mendapatkan tepuk tangan panjang setelah mengubah keputusannya.

"Ini momen, bukan hanya bagi Indonesia tetapi juga dunia. Melalui keputusan yang diambil ini, dunia sepakat untuk meluncurkan dari Bali suatu proses perundingan (penanganan perubahan iklim) ke depan yang melibatkan semua dan bersifat terbuka," papar Menlu Hassan ihwal diterimanya Peta Jalan Bali.

Keberhasilan melahirkan kesepakatan, kata Menlu Hasan, merupakan hasil dari negosiasi sangat intensif dan penuh kesabaran yang dilakukan Indonesia sebagai negara tuan rumah.

Ucapan terima kasih

Banyak negara melalui juru bicaranya mengungkapkan terima kasih atas kepemimpinan Indonesia, yang diperankan dengan menonjol oleh Presiden Conference of the Parties (COP) Rachmat Witoelar dan Menlu Hassan, karena akhirnya mampu menjebol berbagai tembok penghalang, yang oleh Yvo De Boer Sekjen pada Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) disebut sebagai "Tembok Berlin".

Mundurnya konferensi yang dimulai 3 Desember sempat menimbulkan pesimisme, mengenai kemungkinan bisa disepakatinya Peta Jalan Bali. Dengan demikian, konferensi di Bali sudah mencatat sejarah baru, yaitu bisa menghadirkan AS dalam konferensi serta berhasil menggiring AS untuk menyepakati Peta Jalan Bali, sebuah peta yang akan menjadi jalan untuk mencapai konsensus baru pada 2009 sebagai pengganti Protokol Kyoto fase pertama yang berakhir 2012.

Jalan berliku

Perundingan di tingkat menteri, Jumat, tidak membuahkan kesepakatan meski diperpanjang hingga Sabtu pukul 02.00. Atas masukan para ketua dari dua kelompok kecil, serta memerhatikan usulan-usulan dan keberatan dari berbagai pihak, Indonesia sebagai tuan rumah akhirnya membuat sebuah rancangan keputusan usulan Presiden COP.

Mulai Sabtu pukul 08.00, lobi- lobi untuk membahas rancangan deklarasi dilakukan bergantian. Selain delegasi AS, delegasi Uni Eropa, Kelompok G-77/China, dan juga delegasi Rusia bertemu Menlu Hassan untuk membahas rancangan baru.

Menlu RI rata-rata melakukan dua kali pertemuan intensif sepanjang hari Sabtu. Dengan delegasi AS, ia melakukan tiga kali pertemuan tertutup.

Sekjen PBB, yang semula akan singgah di Bali untuk pengisian bahan bakar pesawat dari Timor Leste, akhirnya mengadakan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono. Kedua pemimpin sepakat menyampaikan pidato imbauan di depan Sidang Pleno COP.

Dalam pidato yang disampaikan sekitar pukul 14.10, Presiden Yudhoyono maupun Sekjen PBB mengingatkan para delegasi mengenai kesepakatan politik yang telah dicapai pada pertemuan mengenai perubahan iklim di Markas Besar PBB, September lalu. Pertemuan itu memandatkan harus dilahirkannya terobosan di Bali.

"Ini komitmen politik kita bersama. Oleh karena itu, di sini dan sekarang, kita harus menghasilkan the Bali Road Map, yang akan mengarahkan kita dengan sangat konkret menuju perjanjian kokoh dan efektif di Copenhagen (Denmark)," tegas Presiden RI yang di akhir pidatonya mendapat tepuk tangan panjang dan penghormatan dengan berdiri.

Sekjen PBB mengingatkan delegasi agar tidak mengkhianati anak-anak mereka dan kehidupan di Planet Bumi. "Saya yakin Anda bisa mengambil keputusan dengan bijak," ungkapnya.

Pada Sabtu sore, akhirnya semua delegasi menyepakati Peta Jalan Bali, termasuk AS. (OKI/ISW/INU)



Post Date : 16 Desember 2007