Petani Terpaksa Sewa Pompa untuk Airi Sawah

Sumber:Suara Merdeka - 12 Mei 2005
Kategori:Drainase
BANYUMAS- Puluhan petani di Desa Pesawahan dan Banjarparakan, Kecamatan Rawalo, Banyumas, terpaksa menyewa pompa untuk mengairi sawah mereka. Kalau langkah itu tak mereka lakukan, tanaman padi yang rata-rata baru berumur sebulan akan mati kekeringan.

Sawah mereka sebenarnya irigasi teknis, yaitu mendapat air dari jaringan irigasi Tajum. Sejak beberapa tahun terakhir, air tak mengalir sampai ke lahan warga dua desa tersebut karena bagian hulu banyak kebocoran. Sawah mereka memang berada di bagian hilir dari jaringan tersebut.

Masalah itu diungkapkan anggota DPRD Banyumas Khabib Mahfudz yang tinggal di Desa Pesawahan, kepada Suara Merdeka, kemarin. Ketika saluran masih normal, air mengalir sampai ujung. Kerusakan itu sudah dia sampaikan ke anggota DPRD Jateng yang berkunjung ke Banyumas, baru-baru ini. ''Ironis, sawah irigasi teknis kekeringan sebelum musim kemarau tiba.''

Biaya Tambah

Dengan harus menyewa pompa, pengeluaran petani bertambah banyak. Padahal setiap kali panen, mereka diwajibkan membayar iuran air. Namun sekarang harus menyewa pompa dan membayar iuran, sehingga biaya bertambah.

Wakil rakyat dari FPKB itu tak tahu luas sawah yang harus diairi dengan pompa air. Lahan tersebut berada di tepi jalan antara Banjarparakan dan Pesawahan. Sungai Sungkalan berjarak sekitar 50 meter dari jalan.

Petani umumnya mengairi pada malam hari, saat lalu lintas sepi. Kalau siang, selang sering terlindas mobil sehingga kadang terputus. ''Pada malam hari, tepi jalan itu ramai orang yang menunggui sawah yang tengah diairi,'' katanya.

Salah seorang petani, Juwahir (50) menuturkan, tanaman padinya baru berumur 28 hari. Saat menanam, masih turun hujan sehingga ada air. Sekarang sawahnya kekeringan.

Dia menyewa pompa Rp 10.000/jam. Untuk mengairi sawahnya seluas 0,5 bau (sekitar 3.500 m2), butuh waktu 10-12 jam, sehingga biaya sewa Rp 100.000-Rp 120.000.

Sekali menyedot air, bisa untuk mengairi 10 hari. Sampai masa panen diperkirakan masih 3-4 kali sewa pompa. Dia memesan pompa tiga hari lalu, namun baru kemarin dilayani karena laris.

Menurutnya, lebih baik menyewa pompa daripada nyawahe (bertanam padi) gagal total. Dia hanya berharap masih ada sisa dari usaha tersebut. Tarif iuran air adalah 100 kg untuk setiap satu bau sawah. ''Uman kesel, ora bathi (Kebagian capai, tidak untung),'' keluhnya.

Operator pompa air yang disewa petani, Muhasan (35) menuturkan, usaha penyewaan pompa cukup laris di saat seperti ini. Setiap sore sekitar 20 pompa dioperasikan menyedot air Kali Sungkalan. ''Karena banyak disedot, sering air tidak mengalir. Warga harus membuat bendungan untuk mengumpulkan air.'' (bd-16s)

Post Date : 12 Mei 2005