Pintu Air Manggarai Disumbat Sampah

Sumber:Media Indonesia - 26 September 2011
Kategori:Sampah Jakarta

BANJIR tetap membayangi Ibu Kota. Paling tidak terlihat dari banyaknya sampah memenuhi sungai sehingga air akan meluap. Lokasi yang kini dipenuhi sampah antara lain di Sungai Ciliwung di Bukit Duri Pangkalan, belakang Pasar Jatinegara RT 05/RW 12, atau biasa disebut daerah Tongtet.

Fatima, 65, warga Tongtet, yang ditemui sedang mengulek bumbu masak, mengaku sudah sangat akrab dengan sampah. Fatima sejak lahir hingga kini berusia senja tinggal di tepi Sungai Ciliwung. “Dari dulu enggak pernah berubah. Banyak yang buang sampah ke kali,” ujarnya.

Rumah Fatima sudah sering kedatangan banjir. Paling parah tahun 2007. Ia mengungsi ke gereja. Saat itu rumahnya ikut dibawa air. Kalau banjirnya tak terlalu besar, ia dan warga mengungsi di jembatan.

Emi, 50, dan Leli, 51, kakak beradik yang sedang santai di bibir Sungai Ciliwung mengungkapkan tumpukan sampah sudah menjadi pemandangan sehari-hari. “Sampah itu datang dari mana-mana, bukan hanya warga sini. Ada dari Bogor, Depok, dan Cilodong sana,” kata Emi.

Walau Gubernur DKI sudah memperingatkan supaya mewaspadai banjir yang mungkin datang dalam musim hujan nanti, Emi dan Leli mengaku tidak takut. “Kami nyaman saja. Allah Mahakuasa,” cetus mereka.

Pemantauan di lokasi, sampah menumpuk bersama lumpur. Lalu lintas air juga melambat. Sampah yang tersangkut meliputi plastik, batang pisang, gabus, kayu, botol-botol, kain kursi, bantal, dan lain-lain.

Sementara itu, sampah juga tertahan di kanal timur pintu air Manggarai, Jakarta Selatan. Agus, operator pembersihan sampah, tampak berupaya mengangkat sampah dengan alat berat untuk dibawa ke darat. “Saat ini sampah kembali banyak. Ini terjadi seusai hujan beberapa hari lalu,” jelas Agus.

Dalam menyikapi ancaman banjir yang diperkirakan terjadi akhir tahun ini, Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas PU DKI Tarjuki me nyatakan pihaknya sudah siap. Aparat didukung dana sebesar Rp5 miliar yang telah disetujui DPRD DKI.

Menurut Tarjuki, dana sebesar Rp3 miliar dialokasikan untuk biaya operasional penanganan banjir. Sisanya, membiayai pengadaan kesiapan peralatan dan bahan-bahan. Misalnya, membeli pompa mobile, pompa stasioner, ekskavator panjang, ekskavator kecil, shovel loader, jetting truck, pontoon, jack hammer atau breaker, takel, handy talky, genset, dan truk trailer.

Khusus pompa mobile, Dinas PU DKI memiliki sebanyak 78 unit yang tersebar di Jakarta Pusat (13 unit), Jakarta Utara (9), Jakarta Barat (12), Jakarta Selatan (12), dan sisanya di kantor dinas. (*/VB/J-1)



Post Date : 26 September 2011