Presiden Minta Tiga Gubernur Duduk Bersama

Sumber:Suara Pembaruan - 06 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
[JAKARTA] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar tiga gubernur di wilayah Jabodetabek untuk duduk bersama dan berkoordinasi mengatasi banjir tahunan di kawasan itu. Ketiga gubernur tersebut, yakni Gubernur DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten nantinya akan bertemu Mendagri dan Wapres yang mendapat tugas dari Presiden untuk pembicaraan teknisnya.

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengemukakan instruksi Presiden tersebut seusai mengikuti rapat terbatas, Senin (5/2), di Kantor Presiden, khusus membahas banjir yang menimpa sebagian wilayah Jabodetabek, sejak Kamis (1/2) pekan lalu. Dalam rapat terbatas kemarin, hadir pula sejumlah menteri di antaranya Menkes Siti Fadilah Supari, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, Menneg BUMN Sugiharto, dan Menristek Kusmayanto Kardiman.

Bachtiar Chamsyah yang didampingi Djoko Kirmanto dan Siti Fadilah Supari mengemukakan, pemerintah pusat tetap akan membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi banjir yang terjadi setiap tahun, di Jakarta dan sekitarnya. Salah satu yang telah dan terus dilakukan adalah dalam hal pembuatan Banjir Kanal Timur (BKT).

Dijelaskannya, pembangunan BKT ditangani pemerintah pusat dalam hal pembuatan kanalnya, dan pembebasan lahannya ditangani Pemprov DKI Jakarta. Saat ini, kendala terbesarnya adalah pembebasan lahannya dan membuat pembangunannya terhenti. Dari 23 km yang direncanakan, baru dibebaskan dan dibangun 7,7 km. "Mungkin sekarang momentum yang tepat untuk mensosialisasikan pentingnya pembuatan banjir kanal tersebut," kata Bachtiar Chamsyah.

Diakuinya, pembebasan lahan dalam pembangunan BKT memang sulit, namun pemerintah pusat tetap mengacu pada Perpres Nomor 36 Tahun 2005. Menurut Djoko Kirmanto, mekanisme seperti diatur dalam Perpres tersebut tengah diperbaiki Badan Pertanahan Nasional (BPN). BKT bersama Banjir Kanal Barat memang diperlukan untuk membebaskan Jakarta dan sekitarnya dari banjir tahunan ini.

Namun hal yang juga penting adalah membuat penampungan air seperti waduk, situ atau embung. Diakuinya, penebangan pohon sejak dari Cianjur, Bogor sampai Jakarta membuat resapan air berkurang. Juga beralih fungsinya penampungan air yang mencapai 95 persen dan tidak mungkin dikembalikan karena sudah menjadi pemukiman.

Penataan Ruang

Perlu ada kerja sama antar daerah terutama yang berada di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang, Bekasi, Cianjur (Jabodetabekjur) dalam mengatasi masalah banjir yang melanda Jakarta hampir setiap tahun. Kerjasama itu dilakukan dalam hal penataan ruang yang lebih baik di wilayah-wilayah itu.

"Kita lebih fokus lagi untuk menangani banjir dari hulu ke hilir. Jadi penanganan masalah banjir tidak bisa hanya di hilir tapi juga di hulu. Hal yang lebih penting, pertama perlu ada suatu tata ruang yang terintegrasi antara pemerintahan daerah se-Jabodetabekjur dan memiliki satu landasan hukum. Saat ini sudah ada rancangan Perpres tentang tata ruang Jabodetabekjur. Salah satu diantaranya mengatur mengenai keseimbangan tata air antar daerah," kata Direktur Jenderal Pemerintahan Umum Departemen Dalam Negeri (Dirjen PUM Depdagri) Sodjuangon Situmorang kepada wartawan di kantor Depdagri Jakarta, Senin (5/2) setelah bertemu dengan para pimpinan daerah dari wilayah Jabodetabekjur. [Y-3/A-21]



Post Date : 06 Februari 2007