Proyek Listrik Tenaga Sampah Mulai Desember

Sumber:Koran Tempo - 14 November 2008
Kategori:Sampah Jakarta

JAKARTA - Investor pengelola teknologi sampah di tempat pembuangan akhir sampah Bantar Gebang akan ditetapkan pekan depan setelah selesainya tender yang dilakukan pemerintah DKI pekan ini. Investor yang terpilih akan mengelola instalasi pembangkit listrik tenaga sampah senilai Rp 900 miliar selama 15 tahun mulai Desember mendatang. 

Menurut Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna, saat ini ada tiga investor yang terpilih dari 23 perusahaan yang mengikuti proses tender. "Pekan ini pemenang tendernya sudah ada dan pekan depan surat keputusannya keluar sehingga investor itu bisa mulai bekerja." kata Eko kemarin.

Tiga perusahaan yang masih bertahan dalam proses tender itu, antara lain, konsorsium PT Godang Tua Jaya, Total Strategic Investment, serta PT Patriot Bangkit Bekasi. Ketiga konsorsium itu melibatkan perusahaan asing untuk pendanaan.

Eko menegaskan, pemenang tender diukur melalui penggunaan teknologi dan kekuatan pendanaan. Selain itu, biaya angkutan harus sesuai dengan ketetapan pemerintah, yakni Rp 103 ribu per ton sampah. "Dari ketiga perusahaan itu, semuanya menawarkan teknologi pengolahan listrik. Teknisnya beda, tapi output-nya sama," ujar Eko.

Di Bekasi, Pemerintah Kota menggandeng Departemen Pekerjaan Umum, mengelola sampah dari TPA Sumur Batu menjadi pupuk organik dan briket, bahan bakar sejenis arang. Total investasi proyek itu senilai Rp 1,7 miliar.

Pengolahan sampah memakai teknologi biofermentasi itu dimulai kemarin. Kapasitas produksinya 25 ton sampah per hari, dengan pembagian 15 ton sampah diproduksi menjadi pupuk organik dan 10 ton sampah menjadi briket.

Direktur Jenderal Pengembangan Penyehatan Lingkungan dan Permukiman Susmono mengatakan pemanfaatan sampah menjadi bahan layak guna itu untuk mengurangi jumlah sampah open dumping di TPA Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Dalam sehari, jumlah sampah yang dibuang ke lokasi itu 1.200 ton. "Diolah sampai tumpukan sampah habis," kata Susmono.

Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad optimistis hasil produksi teknologi biofermentasi menjadi penyumbang pendapatan asli daerah terbanyak. "Ini jadi proyek terus-menerus," katanya.FERY FIRMANSYAH|HAMLUDDIN



Post Date : 14 November 2008