Puncak Hujan hingga Pertengahan Februari, Waspadai Banjir

Sumber:Media Indonesia - 25 Januari 2005
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA (Media): Berdasarkan data perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), puncak hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi tahun ini pada pertengahan Januari hingga pertengahan Februari 2005. Karena itu, masyarakat diminta tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir.

''Puncak hujan tertinggi diperkirakan terjadi antara tanggal 25 sampai 27 Januari 2005 dengan peluang hujan merata di hampir semua wilayah di Jakarta, jadi kemungkinan terjadinya banjir,'' kata Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik BMG, Ahmad Zakir, kepada Antara di Jakarta, kemarin.

Menurut Ahmad Zakir, di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara, hujan merata cenderung terjadi pada malam hingga pagi hari. Sedangkan untuk wilayah Jakarta Selatan, Bogor, dan Bekasi, hujan merata cenderung terjadi pada sore hingga malam hari dengan intensitas bervariasi antara ringan sampai lebat.

''Peluang terjadinya hujan dengan intensitas cukup besar kemungkinan terjadi dalam satu minggu ke depan, karena saat ini ada badai tropis 'Tim' di selatan Pulau Jawa atau di sebelah barat laut Kota Perth, Australia,'' tambahnya.

Badai tropis yang bergerak dari selatan ke barat pada kecepatan enam knot dan kecepatan angin 40 knot itu, menurut Ahmad, berpengaruh pada distribusi hujan di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Hal itu, menurut dia, terjadi karena sebagai daerah pertemuan angin, badai tropis tersebut merupakan tempat terbentuknya awan lebat yang menyebabkan terjadinya hujan.

''Jika selama tiga hari berturut-turut 'Tim' masih berada pada kecepatan enam knot atau tidak bergerak maka selama itu kemungkinan besar hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan tetap terjadi,'' jelas Zakir.

Hilang

Pengaruh badai tropis Tim itu, menurut Zakir, akan hilang saat badai itu hilang atau bergerak menjauh dari wilayah perairan Indonesia.

''Yang perlu diingat, badai ini hanya berpengaruh pada distribusi hujan dan tidak akan mungkin mencapai Indonesia, karena ia akan melemah dan tidak punya kekuatan untuk bergerak ketika sampai di daratan,'' jelasnya.

Awan mendung

Selain itu, menurut Kepala Subbidang Informasi dan Agroklimat BMG, Soekamto, saat ini Pulau Jawa dan wilayah lain yang terbentang antara Bengkulu hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) juga tengah berada di daerah Inter Tropical Convergen Zone (ITCZ), yakni daerah pertemuan antara masa udara dari utara dan selatan Equator yang sangat berpotensi menyebabkan terjadinya pembentukan awan lebat atau mendung.

''Awan-awan lebat itulah yang kemudian berpotensi menyebabkan hujan. Intensitasnya sendiri sangat tergantung pada suhu air di semua wilayah perairan Indonesia. Misalnya, kalau suhu airnya tinggi maka kadar air yang diuapkan juga akan tinggi, demikian pula intensitas hujannya,'' kata dia.

Tahun 2005 ini, menurut Soekamto, intensitas hujan yang diakibatkan oleh kondisi tersebut cenderung normal sampai sedikit di atas normal.

Meski hujan besar masih dimungkinkan terjadi di beberapa daerah seperti Lampung, Sumatra Utara, sebagian besar Jawa dan Lombok, tetapi menurut dia, umumnya semua wilayah Indonesia telah melewati puncak hujan pada Maret.

Sementara itu, prakiraan cuaca di Jakarta beberapa hari belakangan ini, selalu berawan. Temperatur udara pun berkisar 23 derajat hingga 30 derajat Celsius dengan kelembapan udara sekitar 79%.

Tidak hanya di Jakarta, di beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Samarinda, kondisi cuaca tampak berawan. Langit tampak lebih banyak diliputi awan mendung, sementara suhu udara berkisar antara 23 derajat hingga 30 derajat Celsius. (Ant/V-2)

Post Date : 25 Januari 2005