Ratusan Rumah di Kalijeruk Terendam Banjir

Sumber:Suara Merdeka - 13 Februari 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SLAWI - Banjir besar merendam ratusan rumah di sejumlah desa di Kecamatan Suradadi dan Kramat, Kabupaten Tegal, Minggu (12/2) pagi. Desa-desa tersebut di antaranya Sidaharja dan Jatimulya, Kecamatan Suradadi, dan desa Kemuning dan Maribaya, Kecamatan Kramat.
 
Banjir yang disebabkan meluapnya air sungai Cacaban tersebut juga menggenangi jalan desa, sejumlah sekolah, masjid, dan ratusan hektare lahan pertanian.
 
Berdasarkan keterangan warga, banjir mulai menggenangi kawasan tersebut mulai pukul 03.00 dini hari saat sebagian warga tengah tidur pulas.
 
"Banjir mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 03.00. Saat itu, saya dan keluarga sedang tidur, lalu mendengar ada orang yang berteriak-teriak kalau ada banjir," kata Sustini (60) salah satu warga RT 4/3 yang rumahnya terendam banjir.
 
Menurut dia, banjir yang disebabkan karena luapan air sungai Cacaban tersebut memang kerap terjadi. Namun, banjir kemarin merupakan yang paling besar jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 
Bangun Posko
 
Kades Sidaharja HM Sumaryo yang ru­mahnya turut terendam mengatakan, di desanya luapan air sungai Cacaban menggenangi 600 rumah. Rumah-rumah tersebut tersebar di sejumlah RT, yaitu RT 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, dan 21.
 
"Banjir menggenangi rumah-rumah warga. Saat ini (kemarin-Red) ada 150 keluarga yang diungsikan ke masjid-masjid dan ke rumah kerabatnya," ujar Sumaryo.
 
Lebih lanjut dijelaskan, untuk sementara pihaknya dan muspika setempat telah membangun posko penanggulangan bencana yang dipusatkan di rumahnya.
 
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tegal Bahrun SH mengatakan, berda­sarkan pantauannya, selain ratusan rumah, lahan pertanian di desa tersebut terendam sehingga petani dipastikan gagal panen. Lahan yang terendam antara lain cabai rawit, melati, jagung, dan padi.
 
"Muspika dan pemerintah desa memang sudah turun tangan. Namun, kami menyayangkan langkah pemkab yang terkesan lambat dalam menanggulangi bencana banjir tersebut," terang Bahrun yang juga warga Sidaharja itu.
 
Lebih lanjut dia mengemukakan, banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Cacaban. Dia berharap, pemkab juga menormalisasi aliran sungai tersebut untuk mencegah terjadinya musibah serupa di kemudian hari. (K22-58)


Post Date : 13 Februari 2012