Ratusan Rumah di Semarang Masih Terendam

Sumber:Koran Sindo - 06 Desember 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEMARANG – Banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Kota Semarang hingga kemarin masih merendam rumah- rumah warga.Ratusan rumah di Kelurahan Muktiharjo Kidul dan Muktiharjo Lor tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi 40–50 cm. Banjir juga menggenangi sejumlah perkampungan di Kelurahan Kaligawe Semarang. 
 
Sementara untuk kawasan Tlogosari yang sebelumnya tergenang cukup tinggi, kemarin sudah berangsur surut meski belum seluruhnya kering. Dari pantauan SINDO kemarin, hujan kembali mengguyur Kota Semarang sekitar pukul 15.00 WIB. Di kawasan Muktiharjo Lor,Jalan Muktiharjo Raya masih lumpuh karena genangan air hingga mencapai 60 cm. Genangan yang terjadi di jalan tersebut hingga masuk ke halaman SDN Mukatiharjo Lor dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain air. 
 
Sementara di Kelurahan Muktiharjo Kidul di sepanjang RW XII,hampir seluruhnya terdapat genangan air.Kondisi terparah terjadi di RT III,IV,V,VI, dan VIII.”Jumlah total di RW kami ada sembilan RT.Dari jumlah tersebut,RT III,IV,V,VI,dan VIII yang paling parah karena genangan banjirnya rata-rata sampai masuk rumah kalau dihitung-hitung mungkin ada ratusan rumah yang terendam.
 
Di kelurahan ini (Muktiharjo Kidul) mulai Kampung Dempel, Karanganyar sampai kampung Karangiyas sudah langganan banjir jika musim hujan datang,” ungkap Sukri,salah seorang warga RT IV. Senada dengan Sukri, Andim yang juga warga RT IV menyebutkan, rumahnya kini masih terendam air hampir selutut. Memasuki musim hujan ini, banjir yang paling besar sudah terjadi dua hari belakangan ini. 
 
Meski begitu, belum ada bantuan dari pemkot yang turun ke lapangan.”Kalau banjirbanjir kecil seperti jalan tergenang sudah sejak setengah bulan lalu.Namun untuk sampai masuk rumah, sudah dua hari ini terjadi.Tiap malam yatidak bisa tidur karena banjir,” paparnya. 
 
Genangan air yang terjadi di kawasan tersebut merupakan kiriman dari kawasan Tlogosari.” Semua larinya ke sini. Di sini kan paling rendah,tanpa air kiriman saja sudah banjir ditambah kiriman dari daerah lain, makin tinggi banjirnya. Kami berharap pemkot dapat memberikan bantuan kepada kami yang sering terkena banjir ini,”katanya. 
 
Supriyono,yang juga warga setempat, mengaku tak bisa berbuat apa-apa saat banjir semakin meninggi. Dia juga khawatir banjir akan semakin meninggi seiring mendekati puncak musim hujan nanti. ”Tempat saya,kamar tidur,dapur,halaman, semuanya sudah kebanjiran. Hanya kamar tamu yang masih aman karena lantainya sudah ditinggikan, tapi ya sudah mepet ini, airnya sudah mau naik sepertinya,”ungkapnya. 
 
Hingga kini warga masih memilih tetap bertahan di rumah masing-masing karena belum ada instruksi dari pihak terkait untuk mengungsi. Sejumlah dapur umum serta posko banjir hingga kemarin juga belum tampak di wilayah itu, seperti umumnya saat banjir melanda.”Air yang ada di kampung sini tidak bisa ke manamana. Karena dari Tlogosari larinya ke sini,dan dari sini seharusnya bisa mengalir ke Kali Tenggang.Tapi, Kali Tenggang sendiri airnya sekarang sudah penuh,”papar Supriyono. 
 
Akibat volume air yang bertambah, Kali Tenggang yang meluap juga menggenangi sebagian rumah warga serta Jalan Kaligawe dengan ketinggian sekitar 30 cm. ”Kalau Kali Tenggang sampai meluap biasanya surutnya lama.Bisa sampai dua hari.Itu pun jika hujan sudah berhenti,” kata Supriyanto warga RW V Kelurahan Kaligawe. 
 
Banjir hingga kemarin masih menggenangi Gedung Kesenian Sobokarti. Gedung kesenian yang masuk ke dalam kategori cagar budaya tersebut sudah dua hari terendam banjir. Hal itu membuat kegiatan kesenian di gedung tersebut harus dipindah sementara. ”Biasanya kalau latihan di dalam. Tapi karena di dalam banjir maka latihannya di pendapa,” ujarnya. 
 
Genangan banjir di gedung tersebut berasal dari resapan yang ada di wilayah sekitar karena posisi gedung menempati lahan yang lebih rendah dibandingkan sekitarnya rendah. ”Ketika hujan datang maka air akan meresap dan masuk ke dalam. Sehingga harus disedot dengan menggunakan pompa air,”katanya. 
 
Banjir yang terjadi juga menggenangi akses ke Pasar Waru yang ada di Kelurahan Kaligawe. Para pedagang mengaku omzetnya turun karena jarang pembeli yang datang. ”Memang tidak seluruhnya terendam. Kalaupun ada jalan masuk yang tidak banjir, namun karena becek, pembeli pun malas datang,”ujar Sudarmi, salah seorang pedagang di pasar itu. 
 
Sementara itu,Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Rusdiana mengklaim sebanyak 1.200 kilogram (kg) beras sudah disalurkan untuk warga di kelurahan Muktiharjo Lor dan Muktiharjo Kidul.Terdiri atas 450 kg untuk 90 kepala keluarga (KK) warga Muktiharjo Lor,dan 750 kg untuk 150 KK warga Muktiharjo Kidul. 
 
Sementara itu, hingga kemarin petang Qiyan Alrianto,7, bocah kelas I SD N Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, yang hilang terseret arus selokan pada Selasa (4/12) belum ditemukan. ”Tim operasi gabungan mulai pencarian dari sekitar pukul 07.00 dan ditutup pukul 17.00, korban belum ketemu,” kata petugas SAR Feri Pedro kepada SINDO kemarin petang. susilo himawan/ m abduh/eka setiawan


Post Date : 06 Desember 2012