Ratusan Rumah Terendam Banjir

Sumber:Media Inodnesia - 23 Nopember 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEDIKITNYA 235 rumah di Kota Dumai, Riau, terendam banjir sejak dua hari terakhir. Banjir setinggi 80 cm terjadi akibat Sungai Dumai meluap. Kondisi terparah terjadi di permukiman padat penduduk di sekitar pusat kota, tepatnya di Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai.
 
Lurah Bumi Ayu Yudo Pratama mengatakan, sekitar 25 kepala keluarga harus mengungsi. “Tidak hanya merendam rumah, banjir juga menyapu puluhan petak tambak ikan warga,” kata Yudo, kemarin.
 
Pendangkalan di badan sungai, menurut Yudo, menjadi salah satu penyebab meluapnya Sungai Dumai. Sungai itu tidak mampu lagi menampung curah hujan yang terjadi belakangan ini. Upaya revitalisasi cekungan alam itu pun sulit dilakukan karena warga membangun rumah hingga ke bibir sungai.
 
Wakil Wali Kota Dumai Agus Hidayat meminta maaf karena pemerintah belum mampu menangani masalah banjir yang kerap terjadi di daerah tersebut.
 
“Kita akan mengupayakan normalisasi Sungai Dumai dengan melakukan pengerukan saat banjir surut. Anggarannya Rp5,7 miliar,” janji Agus.
 
Pemkot Dumai, jelas Agus, menginstruksikan dinas sosial untuk segera menyiapkan bahan pangan dan tenda bagi warga korban banjir.
 
Di tempat lain, warga Yogyakarta dan sekitarnya diminta mewaspadai hujan deras dengan durasi hingga 2 jam. Hujan lokal dengan intensitas seperti itu berpotensi menyebabkan terjadinya banjir lahar dingin.
 
Potensi itu akan semakin nyata jika hujan terjadi di kawasan puncak Gunung Merapi. “Justru hujan lokal dengan intensitas sedang dan dalam kurun waktu dua hingga tiga jam di kawasan puncak Merapi menyebabkan banjir lahar dingin,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogya karta Subandrio.
 
Terkait dengan korban banjir lahar dingin Merapi di wilayah Kabupaten Magelang, Jateng, pemerintah akan membangun rumah yang rusak akibat bencana sekunder erupsi Merapi ta hun depan.
 
“Ada 746 keluarga yang akan direlokasi menempati rumah baru. Rumah tinggal asal mereka yang sampai saat ini masih ra wan dampak bencana ban jir lahar dingin harus ditinggalkan,” ujar Koordinator Lapangan Rekonstruksi dan Rehabilitas Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak), Jaka Martanta, kemarin. (BG/AU/TS/N-4)


Post Date : 23 November 2011