Ratusan Rumah Terendam Banjir

Sumber:Suara Merdeka - 07 Maret 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BREBES - Ratusan rumah warga di Kampung Kauman Kelurahan/Kecamatan Brebes dan Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes terendam banjir, Selasa (6/3).
 
Banjir terjadi akibat air dari Sungai Pemali yang debitnya tinggi merembes melalui tanggul ke permukiman warga. Ketinggian genangan antara lima centimeter hingga mencapai lutut orang dewasa.
 
Genangan air terparah menimpa Kampung Kauman, Kelurahan Brebes. Di daerah yang langsung berbatasan dengan tanggul Sungai Pemali itu, ada sekitar 300 rumah warga pada enam wilayah Rukun Tetangga (RT) yang terendam.
 
Dari jumlah itu, puluhan rumah di antaranya kemasukan air sampai ke dalam. Bahkan, ketinggian air di dalam rumah mencapai lutut orang dewasa. Sedangkan sebagian rumah lainnya, air banjir hanya mengenangi halaman.
 
Selain halaman rumah, gang di pemukiman juga terendam banjir. Akibatnya, aktivitas warga terutama anak sekolah menjadi terganggu. Mereka harus melepas sepatunya untuk berangkat sekolah atau saat pulang.
 
Sementara di Desa Pesantunan, banjir rembesan Sungai Pemali hanya menggenangi jalan desa dan halaman rumah warga. Ketinggian air di jalan desa mencapai paha orang dewasa.
 
Selutut Orang Dewasa
 
"Totalnya ada sekitar 300 rumah yang tergenang. Tapi, yang sampai masuk dalam ada sekitar 20 rumah. Di rumah saya, air masuk hingga ke dalam, tingginya sampai lutut orang dewasa. Semua perabotan, baik tempat tidur, kursi hingga perabotan dapur terendam," tutur Akhmad Heri Sarjo (44), warga RT 01/RW 11 Kampung Kauman, Kelurahan Brebes, kemarin.
 
Menurut dia, air mulai masuk permukiman sekitar pukul 02.00. Ketinggian air memuncak sekitar pukul 03.00. Saat itu, di rumahnya air mencapai paha orang dewasa. Namun, saat pagi hari air mulai surut hingga lutut orang dewasa.
 
"Air berasal dari rembesan tanggul Sungai Pemali. Akibat hujan yang turun semalaman, debit air sungai tinggi dan merembes ke permukiman melalui tanggul. Selain itu, air juga masuk melalui saluran pembuangan rumah tangga yang menuju sungai," terangnya.
 
Toto (40) warga lainnya menuturkan, banjir seperti itu hampir setiap tahun menimpa kampungnya. Hal itu akibat kondisi tanggul yang sudah tidak layak, sehingga air dari sungai rembes. Tanggul Pemali dibangun sekitar tahun 1997, tetapi sampai sekarang belum ada perbaikan atau pemeliharaan.
 
"Kalau musim hujan seperti ini, kami harus siap-siap kebanjiran," ungkapnya. (H38-48)


Post Date : 07 Maret 2012