Ratusan Warga Terjebak

Sumber:Kompas - 03 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
Tangerang, Kompas - Ratusan warga Perumahan Puri Kartika dan Duren Village di Kecamatan Ciledug, serta Ciledug Indah I dan II di Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, terjebak di dalam rumah mereka yang terendam banjir. Itu terjadi karena evakuasi terlambat dilakukan.

Warga yang terjebak hingga Jumat (2/2) sore, umumnya menantikan kedatangan tim evakuasi. agar segera membawa mereka keluar dari rumahnya. Selain cemas karena air terus naik hingga melewati plafon rumah, warga juga kelaparan karena ketika air terus naik mereka segera naik ke atap.

Belum terlihat ada petugas dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang membuat posko di sekitar tiga perumahan itu. Padahal, posko itu diperlukan, baik untuk mengarahkan warga yang berhasil mengungsi dengan upaya sendiri maupun diselamatkan tim evakuasi yang terdiri atas aparat Pemkot Tangerang, anggota Marinir, Angkatan Darat, dan masyarakat.

"Air terus naik, sekarang sudah mulai melewati plafon rumah. Posisi saya sekarang di atap agar mudah dilihat tim evakuasi," ujar Diah, warga Perumahan Ciledug Indah II lewat telepon seluler kepada Kompas pada Jumat sore.

Ia tak membawa bekal makanan lagi sehingga hanya mengandalkan pemberian tetangganya. "Kata adik saya itu, tadi ia mendapat mi instan dari tetangganya," kata Basuki, abang Diah, yang mencemaskan nasib adiknya itu.

Menurut Diah, masih banyak tetangganya di Blok DB yang belum dievakuasi. "Saya khawatir kalau hujan terus turun lalu air naik, bagaimana nasib kami," lanjutnya.

Ditanya apakah sudah ada pihak yang memberikan suplai makanan, dia menyatakan belum ada. Di tempat terpisah, Nana, warga Perumahan Duren Village, juga mencemaskan para tetangganya yang belum dievakuasi. "Jumlahnya ada ratusan dan sebagian anak-anak," katanya.

Dia mengatakan, pada Jumat pagi warga bersama tim pennolong SAR (search and rescue) yang membawa perahu, sempat beramai-ramai meninggalkan rumahnya. Akan tetapi, arus yang deras menggagalkan niat mereka.

"Perahunya tak memakai mesin, hanya dayung, jadi tak kuat melawan arus," kata Nana.

Berenang sendiri

Keterangan Nana senada dengan kata Bela (21). "Tadi saya bersama kakak dan adik akhirnya nekat berenang sendiri untuk mengungsi. Kebetulan rumah kami ada di dekat pintu perumahan," tutur Bela.

Juru bicara Pemkot Tangerang, Saeful Rahman, mengakui keterbatasan aparat pemerintah daerah setempat.

"Kami terhalang sulitnya komunikasi dan transportasi karena banyak jalan putus," katanya.

Wali Kota Tangerang Wahidin Halim sudah meminta bantuan banyak pihak untuk membantu evakuasi para warga. Pihaknya juga menyediakan dana Rp 400 juta untuk keperluan evakuasi dan penanganan pengungsi.

Akibat banjir, dua orang tewas. Grace Arifin (62), warga Perumahan Pondok Kacang Prima Pondok Aren, Tangerang, tewas setelah terjatuh ke air yang merendam kamarnya. Sementara Pahri (9), warga Karang Mulya, Kecamatan Karang tengah, Jumat siang, tewas akibat terjatuh di Sungai Gebyuran yang tengah meluas. Tubuh Pahri akhirnya terseret arus dan sampai malam belum ditemukan. (tri)



Post Date : 03 Februari 2007