Rehab SD yang Kebanjiran, Sumsel Ajukan Rp 1,7 Miliar

Sumber:Kompas - 02 Februari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Palembang, Kompas - Banjir yang merendam enam kabupaten di Sumatera Selatan selama beberapa pekan terakhir mengakibatkan pula kerusakan bangunan-bangunan sekolah. Untuk keperluan perbaikan itu, Pemerintah Provinsi Sumsel telah mengajukan dana sebesar Rp 1,7 miliar kepada pemerintah pusat.

Demikian dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sumsel Baidjuri Asir seusai rapat kerja dengan Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel, Selasa (1/2). "Pada 27 Januari lalu, Pak Gubernur sudah mengajukan surat permohonan dana bantuan rehabilitasi sebesar Rp 1,7 miliar kepada presiden. Waktu itu yang dilaporkan baru kondisi sekolah di empat kabupaten," papar Baidjuri.

Berdasarkan laporan dari sejumlah kepala sekolah dan dinas pendidikan di beberapa kabupaten, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk memperbaiki 353 bangunan; 80 persennya adalah sekolah dasar dan madrasah yang terendam air. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Muara Enim, dan Musi Banyuasin.

Penyimpangan

"Jumlah ini berdasarkan yang diajukan dinas pendidikan di kabupaten. Kepastiannya masih harus dicek ke lapangan, mengapa jumlahnya sebesar itu. Kalau saya lihat di sejumlah sekolah, banjir belum sampai merusak bangunan sekolah. Paling-paling hanya becek atau mebelnya yang terendam air, tidak terlalu beratlah," ujar Baidjuri.

Besarnya dana untuk perbaikan sekolah pascabanjir itu, lanjut Baidjuri, telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia memperingatkan para kepala sekolah maupun kepala dinas di kabupaten untuk tidak menanggapi pemberitahuan bantuan yang tidak jelas.

"Sudah ada kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan di kabupaten yang melapor bahwa sekolah mereka mendapat dana bantuan sebesar Rp 50 juta dari provinsi. Tetapi, pihak yang memberi kabar itu meminta mereka untuk menyetor Rp 5 juta ke rekening tertentu. Ini jelas penipuan," ungkap Baidjuri. (DOT)

Post Date : 02 Februari 2005