Rencana Induk Penanganan Banjir Mandul

Sumber:Koran Tempo - 07 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA -- Pemerintah mengakui rencana induk (master plan) penanganan banjir di Jakarta dan sekitarnya sudah dibuat sejak sembilan tahun lalu. Tapi rencana ini tak kunjung direalisasi. "Mungkin karena sulitnya koordinasi," kata Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Luky Eko Wuryanto kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Isi rencana induk penanganan banjir tersebut meliputi normalisasi 13 aliran sungai serta penertiban daerah aliran sungai di Jakarta dan sekitarnya. Rencana ini juga mencakup proyek penting pembangunan Banjir Kanal Timur, yang hingga kini belum intensif digarap.

Rencana induk penanganan banjir kembali dibikin pada 2002. Hal ini berkaitan dengan adanya banjir hebat yang melanda Jakarta ketika itu. Pemerintah pusat sepakat menanggung biaya konstruksi, sedangkan pemerintah daerah menanggung ongkos pembebasan lahan. "Saat itu semua pihak sudah bersepakat. Namun, sayangnya, tidak ada koordinator," ujar Luky.

Senin lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta menjelaskan lebih lanjut rencana induk yang terbengkalai itu. Penanganan banjir tersebut sebenarnya sudah dirancang rapi jali hingga 2010. Agendanya termasuk penataan ruang di Bogor-Puncak-Cianjur, penataan sumber daya air dari hulu ke hilir, serta pembangunan sistem peringatan dini. Keseluruhan program dijadwalkan dalam tiga tahap, dengan total anggaran Rp 16,5 triliun.

Namun, lagi-lagi, rencana tinggal rencana. Tak ada realisasi. Lebih memprihatinkan, Dewan Perwakilan Rakyat belum mengetahui keberadaan rencana induk tersebut. "Setahu saya belum pernah disampaikan ke DPR," kata Wakil Ketua Komisi Lingkungan Hidup DPR Sony Keraf kepada Tempo.

Dan tak cuma Bappenas yang membuat rencana penanganan banjir. Menurut Sony, yang pernah menjadi Menteri Lingkungan Hidup pada 1999-2001, Kementerian Lingkungan Hidup pun memiliki program serupa. Selain menata tangkapan air dari hulu ke hilir, program yang diusulkan Kementerian Lingkungan Hidup meliputi pengembangan sosio-ekonomi masyarakat penghuni bantaran kali. "Masyarakat sekitar sungai harus masuk dalam pertimbangan dan perencanaan," ujar Sony. Tapi ini cuma rencana. Soal realisasi, tak ada kabar.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengatakan pemerintah akan mengupayakan pencegahan banjir secara permanen di masa mendatang. Proyek pembangunan Banjir Kanal Timur termasuk dalam rencana pencegahan banjir ini. KURNIASIH | TITO SIANIPAR | AGUS SUPRIYANTO



Post Date : 07 Februari 2007