Resik Lingkungan Berantas Penyakit Menular

Sumber:Media Indonesia - 12 November 2009
Kategori:Lingkungan

SEBAGIAN besar penyakit menular dan tidak menular sejatinya dapat dicegah dengan mudah dan murah. Misalnya cukup dengan penyehatan lingkungan dan peningkatan perilaku higienis masyarakat.

Dengan melakukan dua upaya pencegahan itu, penyakit diare, ISPA, pneumonia, malaria, dan frambusia niscaya bisa ditangkal.

Adalah hal yang tepat jika pada Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-45 yang jatuh pada hari ini mengambil tema Lingkungan sehat rakyat sehat. Tema itu diangkat dengan harapan dapat selaras pada peningkatan kualitas lingkungan dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Korelasi faktor lingkungan dan kesehatan tecermin dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Rinkesdas) 2007. Berdasarkan Rinkesdas 2007 itu disebutkan bahwa proporsi penyebab kematian bayi (umur 29 hari-11 bulan) terbanyak oleh penyakit yang dapat dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku.

Penyakit itu adalah diare dan pneumonia (55,2%). Penyebab utama kematian pada anak usia 1-4 tahun juga disebabkan oleh diare (25,5%) dan pneumonia 15,5%.

Masalah lingkungan juga terkait dengan komitmen global dalam Millennium Development Goals (MDGs), yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup (target MDGs nomor 7) dan menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar pada 2015.

"Keberhasilan pencapaian 10 target MDGs tentunya bakal berpengaruh pada capaian MDGs lain seperti, mengurangi kemiskinan dan kelaparan, mengurangi kematian balita, meningkatkan kesehatan ibu, serta memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya," sebut Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Endang menjamin dengan ketersediaan air minum, sanitasi, dan peningkatan perilaku higienis, termasuk pengembangan kabupaten/kota sehat, pengendalian limbah berbahaya dan logam berat, pengendalian limbah rumah tangga, dan peningkatan layanan kesehatan di rumah sakit (RS) dan puskesmas, sebaran penyakit menular bisa diturunkan.

Penanganan kedaruratan lingkungan dalam situasi bencana perlu pula dilakukan. Pasalnya, berangkat dari situasi bencana bakal lahir kejadian luar biasa (KLB) dan peningkatan penyakit tidak menular dan penyakit baru lainnya.

Tanpa air bersih dan sanitasi yang buruk, akan memudahkan seseorang terpapar sakit diare, ISPA, atau penyakit infeksi lainnya. "Bila terjadi pada balita, sangat mungkin gizi anak akan berkurang dan akan menghambat pertumbuhan anak," cetusnya.

Masih rendah Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Depkes Tjandra Yoga Aditama, perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) orang Indonesia masih rendah. Di samping itu, masih terdapat 24,8% rumah tangga di Tanah Air yang tidak menggunakan fasilitas buang air besar dan 32,5% yang tidak memiliki pembuangan air limbah.

"Bila ditambah faktor terbatasnya akses air bersih, akses sanitasi, dan polusi udara, kondisi lingkungan di Indonesia sangat parah," tuturnya.

Lantaran itu, peringatan HKN ke-45 tahun ini seyogianya, kata Tjandra, bisa dijadikan momentum untuk usaha peningkatan dan perbaikan lingkungan sehat.

Dalam 100 hari bidang kesehatan, salah satu tolok ukur kinerja Depkes, yaitu pada Januari 2010 harus mencapai sarana air minum sebanyak 1.379 lokasi dan peningkatan sanitasi di 61 lokasi.

Adapun indikator kinerja pada 2014 bidang kesehatan lingkungan yaitu tercapainya program air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan peningkatan sanitasi dasar berkualitas untuk 75% penduduk.

Dengan demikian, penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat seperti diare, ISPA, Tb, malaria, frambusia, demam berdarah, dan flu burung diharapkan dapat menurun.

Kesehatan merupakan tujuan kita bersama, sehingga pemberdayaan masyarakat untuk mandiri dalam memenuhi kesehatannya dengan kegiatan seperti program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Pengembangan Wilayah/Kawasan Sehat harus lebih cepat dikembangkan di masyarakat. "Kuncinya adalah kemitraan antara masyarakat, dunia usaha dan sektor swasta," sebutnya.

Lingkungan sehat merupakan cermin perilaku sehat. Perilaku sehat menunjukkan kemandirian masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Cornelius Eko



Post Date : 12 November 2009