Ribuan Korban Tak Tersentuh Bantuan

Sumber:Koran Tempo - 07 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
TANGERANG -- Lebih dari 1.000 jiwa warga Rukun Warga 31 Perumnas III Karawaci, Tangerang, hingga kemarin masih terjebak banjir. Tim evakuasi belum datang. Bantuan pemerintah pun belum menyentuh lokasi yang tenggelam sejak pekan lalu itu.

Kesehatan warga yang bertahan di rumah berlantai dua atau di atas atap rumah itu semakin menurun. Mereka tak dapat menahan cuaca dingin dan kekurangan makan. "Banyak yang jatuh sakit dengan keluhan sakit perut dan ulu hati," kata Yuliah Iskandar, koordinator posko banjir di pinggir kompleks perumahan itu, kemarin.

Banjir sebenarnya melanda seluruh kawasan Perumnas III. Tapi wilayah RW 31, yang berada di ujung kompleks perumahan, yang paling parah tersapu air bah. Warga di sana terjebak banjir setinggi leher orang dewasa sejak Jumat lalu. Mereka tak sempat mengungsi ketika air Kali Sabi di perbatasan Kabupaten dan Kota Madya Tangerang meluap.

Warga Perumnas III yang rumahnya tak terendam terlalu dalam mencoba memberi bantuan. Mereka mengantarkan makanan dengan perahu darurat dari rangkaian drum atau ban mobil bekas. Tapi, menurut Yuliah, lokasi RW 31 agak menjorok dan berpintu masuk sempit sehingga sulit dijangkau.

Yuliah mengaku sudah beberapa kali meminta bantuan tim search and rescue dan Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang. Tapi, sampai kemarin, baru ada satu perahu karet yang datang mengangkut korban yang sakit. "Mungkin karena lokasi ini tak terekspos," kata Yuliah, yang juga Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tangerang.

Di Jakarta, pengungsi di rel kereta di Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, sampai kemarin juga mengaku belum mendapat bantuan pemerintah. "Bantuan yang kami terima hanya dari perorangan," ucap Ratmanto, 48 tahun, warga RT 12 RW 03 yang bekerja sebagai buruh las.

Ratmanto bersama ratusan warga lainnya membangun tenda-tenda darurat di sepanjang rel kereta api. Di sana warga pun membuat dapur umum seadanya. "Untunglah, kereta tak jalan. Kalau jalan, tak tahu harus ke mana," ujar Ratmanto.

Menurut warga, bantuan pemerintah pada musim banjir ini lebih buruk ketimbang pada 2002. Saat itu, selain ada bantuan makanan dan pakaian, ada bantuan toilet keliling dengan mobil. "Sekarang, kalau mau buang hajat, saya harus jalan hampir 200 meter," ujar Ratmanto.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan warga yang belum mendapat bantuan hanya yang menolak dievakuasi. Petugas penyalur bantuan kesulitan menembus lokasi-lokasi terpencil itu. "Kami menyesalkan masih ada warga yang menolak dievakuasi," kata juru bicara pemerintah DKI, Arie Budiman.

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pun kembali mengimbau warga agar mau dievakuasi. Mereka diminta pindah ke pusat-pusat penampungan pengungsi yang akan dibangun pemerintah. Jika warga masih tak mau, mulai hari ini petugas akan bersikap lebih tegas. "Maaf, kalau ada yang merasa dipaksa," ujar Sutiyoso. JONIANSYAH | SORTA TOBING



Post Date : 07 Februari 2007