Ribuan Rumah Masih Terendam

Sumber:Kompas - 02 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
Subang, Kompas - Hujan beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah daerah dilanda banjir. Bencana yang menyengsarakan penduduk itu terutama melanda sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan. Ribuan rumah terendam dan ribuan hektar sawah rusak.

Di Subang, Jawa Barat, akibat hujan beberapa hari terakhir, 434 hektar sawah di sejumlah desa di Kecamatan Pamanukan dan Pusakanagara terendam. Air juga merendam 2.073 rumah di lima desa, yaitu Desa Pamanukan Kota, Rancasari, Pamanukan Hilir, Lengkong Jaya, dan Desa Mulyasari.

Camat Pamanukan Cecep Supriatin mengatakan, meski terendam, tanaman padi yang kini berusia antara 5-11 hari itu masih aman karena air cepat surut. "Sebagian besar tergenang, tetapi hanya dalam hitungan jam," tuturnya.

Di Desa Mulyasari, 890 rumah dan 121 hektar sawah terendam, Selasa lalu. Sementara di Desa Pamanukan Hilir air merendam 556 rumah dan 249 hektar sawah. Air juga merendam rumah warga di Desa Lengkong Jaya, Rancasari, dan Pamanukan Kota.

Adun (49), warga Kampung Kedunggede Kidul, Mulyasari, mengatakan, genangan air di luar rumah mencapai ketinggian 40 sentimeter-50 sentimeter. Sebagian warga terpaksa mengungsi.

Kepala Seksi Trantib sekaligus petugas pengairan Kecamatan Pusakanagara, Suhaeni, mengatakan, hujan sejak Senin lalu menyebabkan debit air sungai meningkat. Namun, aliran air terhambat sampah dan tanaman di sepanjang daerah aliran sungai.

Sejumlah desa di Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah, hingga kemarin juga masih tergenang. Desa-desa yang kebanjiran itu berdekatan dengan Sungai Bremi, seperti Desa Pasirsari, Jeruksari, Pabean, dan Kranding. Di Desa Pasirsari ketinggian air antara 30-60 cm. Sebagian besar rumah penduduk tergenang antara 20-40 cm. Mustakim (45), warga Pabean, mengatakan, banjir terjadi karena arus air dari hulu terhambat eceng gondok yang memenuhi Sungai Bremi.

Di Batang, banjir melanda desa-desa di Kecamatan Batang, seperti Desa Watesalit dan Kalipucang Wetan dengan ketinggian air sekitar 30 cm. "Genangan akibat meluapnya Kali Sari," kata Sirun (57), petani Kalipucang Wetan.

Sungai Tabalong di Kalimantan Selatan juga meluap dan membanjiri sebagian wilayah di Kabupaten Tabalong dan Hulu Sungai Utara, Kamis. Di beberapa tempat di Tabalong, ketinggian air berkisar 30 cm hingga 1,5 meter. Sementara di Hulu Sungai Utara luapan sungai merendam lahan hingga 30 cm.

Camat Benua Lawas Haris Padillah mengatakan, sekitar 100 hektar sawah terlimpas banjir dan dikhawatirkan puso. Di Tanah Laut, sekitar 500 hektar tanaman padi sudah sepekan terendam air hingga satu meter.

Kerusakan hutan

Banjir tahunan yang melanda wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) dipastikan dipicu kerusakan hutan lindung di hulu Sungai Musi dan alih fungsi lahan yang terus marak di bantaran sungai. Jika upaya rehabilitasi tidak dilakukan secara efektif, ribuan petani yang sawahnya selalu terendam air akan sengsara setiap tahun.

Sungai-sungai di Sumsel meluap setelah hujan lebat mengguyur daerah ini akhir bulan lalu. Hingga Kamis kemarin, empat kabupaten masih terendam meskipun air sudah mulai surut, yakni di Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Lahat, dan Musi Rawas. Puluhan rumah di wilayah banjir rusak atau hanyut. Ribuan hektar sawah yang menunggu panen sebulan lagi diterjang air.

Kepala Seksi Kelembagaan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Rukma Dayadi mengemukakan, kondisi hutan di hulu Sungai Musi sudah mencapai titik kritis.

Wakil Direktur Wahana Bumi Hijau Adiosyafri di Palembang mengatakan, banjir rutin di Sumsel merupakan contoh nyata dampak konversi hutan yang tidak memerhatikan pelestarian kawasan dan minimnya pengawasan pemerintah terhadap pengelolaan kawasan hutan. (MKN/AB4/FUL/lkt/WAD/BOY)



Post Date : 02 Februari 2007