Ribuan Rumah Masih Tergenang

Sumber:Kompas - 11 Mei 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

LAMONGAN, Kompas - Hingga Selasa (10/5) luapan Bengawan Jero masih menggenangi 4.006 rumah dan 6.399 hektar tambak yang tersebar di enam kecamatan Kabupaten Lamongan. Padahal, genangan itu sudah terjadi sejak 4 Februari lalu, karena air tidak bisa dibuang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lamongan Soni Harsono menyatakan, saat ini air masih menggenangi 39 desa yang tersebar di Kecamatan Glagah, Turi, Deket, Karangbinangun, dan Kalitengah.

Bengawan Jero merupakan bonorowo (areal genangan) seluas 10.399 hektar, sebagai terminal air buangan dari 16 kecamatan di wilayah selatan Lamongan.

Air Bengawan Jero seharusnya dikeluarkan melalui pintu Kali Wangen, Boden, dan Tambakombo di Kabupaten Gresik. Akan tetapi, pintu air telah berfungsi menjadi tambak sehingga air tidak bisa dibuang. Pembuangan ke Bengawan Solo juga sulit ketika posisi air Bengawan Solo lebih tinggi.

Di Garut, Jawa Barat, warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor Kampung Sawah Peuteuy, Desa Kertamukti, Kecamatan Cikelet, menyatakan bersedia direlokasi dengan syarat lokasinya tidak jauh dengan mata pencarian warga sebagai petani.

”Kalau disediakan tempat tinggal di sekitar desa yang lebih aman tetapi tidak jauh, tentu saja saya mau,” kata Wahab (32), warga Kampung Sawah Peuteuy.

Desa Kertamukti, Kecamatan Cikelet, adalah salah satu daerah rawan longsor di Kabupaten Garut. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menegaskan, desa yang memiliki infrastruktur jalan yang sulit dilalui ini memiliki potensi gerakan tanah menengah-tinggi.

Kejadian paling anyar terjadi di Kampung Sawah Peuteuy pada Jumat (6/5) yang menewaskan lima warga dan seorang lagi hilang akibat tertimbun amblasan tebing tanah. Kejadian serupa juga pernah terjadi di Kampung Cigondog pada tahun 2002, Kampung Cisalam (2008), dan Kampung Cisalandakan (2010). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tiga longsor sebelumnya.

Rumah sangat sederhana

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Belu di Nusa Tenggara Timur akan segera membangun 413 unit rumah sangat sederhana untuk para korban banjir bandang Sungai Benanain. Satu rumah nilainya Rp 12 juta.

Pembangunan dilakukan di atas lahan milik warga setempat. Lahan yang dicadangkan sekitar 23 hektar. (CHE/APO/EGI/KOR/ACI)



Post Date : 11 Mei 2011