|
Sebanyak 1.055 rumah penduduk di Kecamat an Periuk, Kota Tangerang, Banten, masih terendam hingga Senin (13/2). Banjir yang disebabkan meluapnya Kali Cirarap dan Kali Sabi melanda sebagian wilayah Tange rang sejak Ahad (12/2) dini hari WIB. Sekretaris Kecamatan Pe riuk Teddy Bayu Putra menga takan, pihaknya sudah mene lusuri rumah penduduk yang terendam. “Wilayah paling parah di Kelurahan Gembor,” kata dia, seperti dilansir Antara, Senin (13/2). Sebanyak 804 rumah di Perumahan Total Persada, Kelurahan Gembor, terendam air dengan ketinggian sempat men capai 2,4 meter. Kali Ci rarap meluap akibat hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu (11/2) malam hingga Ahad (12/2) dini hari WIB. Kondisi ini diperparah aliran air dari hulu sungai di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akibatnya, sebanyak 967 warga terpaksa mengungsi di SD Total Persada Raya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Karsidi mengatakan, pihaknya sudah mengoperasikan tiga pompa air untuk menyedot air. Dia menambahkan, tiga pompa yang menyedot air dengan kapasitas sebesar 100 liter per detik mengurangi air yang melanda kawasan perumahan itu. Pengoperasian pompa itu membuat ketinggian air mulai menurun menjadi 1,5 meter. Menurut Karsidi, kalau tidak turun hujan, debit air akan terus berkurang. Warga dapat kembali ke rumah masing-masing diperkirakan pada Kamis (16/2). Sebelumnya, korban banjir terkena penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kepala Puskesmas Gembor dr Sonny mengatakan, pihak nya mendata para pengungsi mayoritas terkena penyakit ISPA dan diare. Menurut dia, sebanyak 29 warga sudah me meriksakan kesehatannya sejak mengungsi di Sekolah Da sar Total Persada Raya, Ahad dini hari WIB. Banjir tidak hanya melanda Tangerang. Di Bekasi, banjir setinggi lutut orang dewasa merendam 300 rumah di Kompleks Doses IKIP di Jati Kramat. Wilayah ini memang di kenal sebagai daerah banjir. Pemkot Bekasi sudah sudah memberikan bantuan berupa pompa air untuk menyedot air yang merendam kompleks tersebut. Hujan deras selama tiga jam yang mengguyur Jakarta, Ahad malam, juga membuat beberapa wilayah di Jakarta terendam banjir, seperti Petogogan dan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bahkan, hingga Senin (13/2) siang, banjir masih menggenangi tiga rukun warga di Bidaracina, Jatinegara, dan tujuh rukun warga di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Kepala Bidang Informatika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Edy Junaedi mengatakan, ketinggian air di dua wilatah tersebut bervairiasi dari 70 sentimeter hingga 90 meter. “Di Bidaracina, ada sebanyak 560 keluarga yang terkena banjir,” kata dia. Namun, menurut Edy, air yang merendam wilayah-wila yah di Jakarta dengan cepat mulai surut. Selain itu, Dinas Sosial DKI Jakarta juga sudah mulai memberikan bantuan kepada warga yang menjadi kor ban banjir. “Ada nasi bung kus dari Dinas Sosial DKI Ja karta,” kata dia. Tahun ini diperkirakan siklus banjir lima tahunan akan terjadi. Upaya penanggulangan pun dilakukan, seperti penertiban bangunan liar pada bibir saluran air. Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat membongkar penutup saluran di Kelurahan Kota Bambu Utara. Pemkot Jakbar juga melakukan pe nertiban sekitar 400 bangunan di atas saluran air di Kelurahan Kota Bambu Utara. Ke pala Suku Dinas Tata Air Ja karta Barat R Heryanto mengatakan, penertiban itu dilakukan untuk melancarkan saluran air di sepanjang jalan tersebut. ratna puspita Post Date : 14 Februari 2012 |