Rp56 Triliun Kerugian Akibat Sanitasi Buruk

Sumber:Jurnal Nasional - 14 April 2010
Kategori:Sanitasi

SAAT ini, ada sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap sanitasi yang baik dengan melakukan praktik buang air besar sembarangan. Save the Children Indonesia merilis, kerugian ekonomi akibat buruknya kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan mencapai Rp56 triliun setiap tahun.

“Karena itu, perlu percepatan pembangunan sanitasi. Sanitasi merupakan salah satu masalah utama yang mulai menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia," kata Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas, Budi Hidayat, dalam acara Lokakarya Pusat Informasi Nasional (PIN) Pengembangan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) di Jakarta, Selasa (13/4).

Budi mengatakan, pemerintah bersama AMPL akan bertugas mengumpulkan, mengelola, dan mendiseminasikan data dan informasi terkait Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia.

"Kami berharap, keberadaan PIN AMPL ini akan membantu para pemangku kepentingan dalam mendapatkan data dan informasi terkait masalah sanitasi, air bersih, dan kesehatan lingkungan," kata Budi Hidayat. Menurutnya, 19 juta orang hidup dengan sanitasi buruk di perkotaan dengan daya dukung lingkungan yang kritis.

Dikatakan, keberadaan PIN tidak akan berarti tanpa dukungan dari para pemangku kepentingan. Hampir tidak mungkin PIN AMPL sendirian mengumpulkan dan mengelola data serta informasi sedemikian banyak dan masif. Karena itu, koordinasi dan kerja sama antara pusat data, informasi, dan komunikasi dari berbagai lembaga terkait sangat diperlukan. Tujuan bersama: menyediakan data dan informai AMPL yang lengkap, andal, dan mudah diakses.

"Semua ini tak lain karena isu sanitasi makin menjadi perhatian dalam pembangunan terkait eratnya hubungan antara sanitasi yang baik dengan kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup masyarakat, terutama di negara berkembang," kata Budi Hidayat.

LSM Internasional Save The Children menyatakan, 2,5 juta orang di seluruh dunia belum memiliki akses terhadap kebutuhan sanitasi dasar. Di Indonesia pun, 100 juta orang hidup tanpa akses sanitasi yang layak.

Sekitar 1,5 juta anak setiap tahun atau sekitar 4.000 anak setiap hari di dunia meninggal akibat minum air yang kurang higienis dan memakai sarana pembuangan air yang kotor. Fakta ini diharapkan dapat menggugah kesadaran kita semua untuk melestarikan air bersih dengan menjaga ketersediaan air bersih dengan cara mengonservasi ketersediaan air bumi.

Untuk itu konservasi air adalah keharusan, bukan pilihan. Kurangnya cakupan sanitasi dasar itu mengakibatkan lebih dari 14.000 ton tinja dan 176.000 meter kubik urin mencemari 75 persen sungai. Masyarakat pun harus membayar rata-rata 25 persen lebih mahal untuk air bersih perpipaan.

"Tahun 2014 kami harap tidak ada lagi orang Indonesia buang air besar sembarangan," kata Wapres Boediono dalam acara Konferensi Nasional Sanitasi belum lama ini.

Mencermati kondisi tersebut, jelas tergambar bahwa persoalan AMPL merupakan pekerjaan besar bersama seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, pelaku dunia usaha, masyarakat, dan segenap komponen masyarakat lainnya. Timur Arif Riyadi



Post Date : 14 April 2010