Rumah Mewah Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 06 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
TENGOK saja kawasan elite Kelapa Gading,Jakarta Utara.Ratusan rumah mewah serta pusat bisnis dan belanja, hingga kemarin, masih terendam air. Tak heran bila untuk menuju deretan rumah mewah itu hanya bisa dilakukan dengan menaiki perahu karet.

Kelapa Gading,kompleks bisnis dan properti kelas atas tersebut, digenangi air hingga setinggi pinggang orang dewasa sejak Jumat (2/2) lalu. Selain perumahan elite, beberapa fasilitas umum juga ikut tergenang, seperti Rumah Sakit (RS) Medistra, RS Mitra Keluarga, Sekolah Al-Azhar, termasuk kantor Kec Kelapa Gading dan Polsek Kelapa Gading.

Banjir juga menggenangi Mal Kelapa Gading 1,2 dan 3 seluas 130.000 m2. Diperkirakan, total kerugian mencapai miliaran rupiah. Menurut kesaksian beberapa warga, mereka tidak menyangka air demikian cepat menggenangi rumah dan tokonya. Dody,warga Janur Gading II, harus merelakan rumah dan tokonya terendam air. Dia tidak menduga banjir kali ini lebih hebat dibandingkan banjir tahun 2002.

Awalnya cuma semata kaki, tiba-tiba meninggi sedada dalam tempo dua jam, Di deretan rumah elite tersebut, barang berharga seperti mobil, dalam jumlah ratusan, terlihat terendam di garasi rumah. Jika ada yang bisa diselamatkan,umumnya diparkir di Tol Cempaka Mas, Kelapa Gading. Perumahan mewah Pulo Mas di sebelah selatan Kelapa Gading dan kawasan Sunter juga mengalami hal serupa.

Sudah lima hari air menggenang hingga setinggi perut orang dewasa.Air terlihat masih menggenangi jalan raya hingga menenggelamkan deretan mobil pribadi yang diparkir sepanjang 1 km. Di jalan saja kena banjir, apalagi kalau di dalam rumah,kata Alex, 52,warga setempat. Puluhan rumah mewah di Jln Kemang Raya juga masih terlihat digenangi air setinggi 30 cm hingga 1,5 meter. Salah satunya disebut-sebut sebagai rumah dinas seorang perwira Mabes Polri.

Menurut seorang petugas Plaza Kemang Raya, penghuni rumah itu telah meninggalkan rumah ketika air mulai tinggi. Tak ada ampun,banjir juga menenggelamkan puluhan rumah dinas pejabat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kompleks Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dua rumah, milik Ketua LIPI Umar Anggara Jenie dan wakilnya Lukman Hakim, ikut menjadi korban. Bahkan,seluruh bangunan rumah Lukman Hakim hancur.

Di sana, puncaknya terjadi pada Jumat (2/1) lalu karena Kali Krukut yang berdekatan dengan akses keluar masuk Kompleks Widya Chandra jebol tidak kuat menahan air. Selain menggenangi puluhan rumah pejabat LIPI, air juga masuk ke gedung PT Telkom hingga mengakibatkan pemadaman listrik di beberapa wilayah. Hanya rumah pejabat LIPI yang tergenang air, sementara rumah lain seperti menteri, ketua dan wakil DPR/MPR tidak kena.

Bahkan, rumah Mendagri M Maruf dan Mensegneg Yuzril Izha Mahendra yang berada persis di depan Kali Krukut juga tidak kena, ujar Junaidi, salah seorang satpam setempat kepada SINDO,kemarin. Hal senada diungkapkan Kepala Subtramtib Kelurahan Senayan Zaini. Menurut dia, hampir sebagian besar rumah pejabat di Kompleks Widya Chandra tidak terkena banjir. Hanya, dia mengakui, sedikitnya ada sepuluh rumah pejabat LIPI yang tergenang air.

Saya tidak tahu mereka mengungsi ke mana. Namun berdasarkan informasi,Ketua LIPI dan wakilnya mengungsi di Hotel Century Senayan, Jakarta Pusat,tandasnya. Zaini menjelaskan,banjir yang terjadi tahun ini sangat luar biasa. Pengalaman 2002 lalu, hujan hanya menggenangi jembatan Kali Krukut yang menjadi akses keluar masuk kompleks itu beberapa sentimeter saja. Kali ini, ketinggian air mencapai satu setengah meter. Air mulai meluap Jumat (2/1) pagi. Malamnya, jembatan tersebut jebol, katanya.

Beda dengan pengungsi lain,pada umumnya, penghuni perumahan elite ini memilih hotel sebagai tempat mengungsi. Saat mengevakuasi diri, mereka tidak memilih berbasah-basahan, melainkan menggunakan gerobak dorong upahan.Tidak sedikit yang memilih mencarter truk kontainer untuk mengevakuasi barang-barang berharganya. Bagi yang memilih bertahan di lantai dua, setiap hari mereka pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan sembako.

Banjir yang tidak pandang bulu itu menyebabkan tingkat hunian hotel meningkat tajam. Dari 90% hingga 100% sebagian besar terisi oleh pengungsi.Menurut Yuli, petugas reservasi Hotel Golden, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, hingga kemarin, tingkat okupansi hotel mencapai 90% dari 230 kamar yang tersedia. Hal serupa terjadi di Hotel Nikko, tak jauh dari Bundaran HI.

Sebanyak 88% dari kamar yang tersedia di hotel itu telah terisi. Namun,pihak hotel tidak bisa memastikan apakah pengunjung adalah korban banjir atau bukan. Hotel Ibis Kemayoran yang berlokasi di Jln Bungur Raya,Jakarta Pusat, juga mengakui adanya kenaikan penghuni akibat banjir. Menurut petugas reservasi Hotel Ibis Kemayoran, Lulu, biasanya tingkat hunian hotel berbintang 3 ini rata-rata 70%. Banyak dari Kelapa Gading. Kalau banjir memang naik seperti tahun lalu, cerita Lulu.

Hotel Nirwana yang letaknya hanya 100 meter dari pusat banjir di Kampung Melayu pun telah terisi 100%. Dari 89 kamar, semua tamu memesan hingga banjir surut.Jumlah pengunjung melonjak sejak Jumat (02/02) kemarin.Umumnya, yang menghuni dari korban banjir di Kampung Melayu, kata Bery, petugas reservasi Hotel Nirwana.

Menurut Yosef, warga perumahan elite Pulomas, Kel Kayu Putih, Kec Pulogadung, Jakarta Timur,sejak mendengar kabar banjir akan menerjang Jakarta, dia dan keluarganya sudah pesan dua kamar di Hotel Ibis, Kemayoran. Rumahnya sendiri dijaga oleh satpam dan pembantu.

Kami mengungsi ke hotel sampai air surut,akunya. Hal serupa dilakukan Dody, 49, warga Jln Janur Indah II, Kelapa Gading, yang mengungsi ke Hotel Golden, Jakarta Pusat. Dirinya telah mengungsi ke hotel tersebut selama empat hari karena genangan air di rumahnya sudah tinggi.

Selain itu, dia juga mengungsi karena listrik mati dan air di rumahnya kotor.Di hotel tersebut,puluhan tetangganya juga ikut mengungsi sambil menunggu air surut. Meski demikian,dirinya tetap menengok rumahnya setiap hari untuk mengecek kalau ada apaapa. Semoga banjir tidak lama lagi,katanya.(andi saputra/deny irawan/mohammad yamin)



Post Date : 06 Februari 2007