Saluran Irigasi Jagabaya Jebol Akibat Longsor, 146 Rumah di Sumedang Terancam Tanah Amblas

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 Januari 2005
Kategori:Drainase
CIAMIS, (PR).- Saluran induk irigasi di daerah Desa Jagabaya Kecamatan Panawangan Kab. Ciamis, Rabu (5/12) pagi, sepanjang 100 meter jebol akibat bibir tanggul penahan irigasi mengalami longsor. Akibatnya, pasokan air untuk lahan padi seluas lebih dari 800 ha yang ada di empat desa di Kec. Panawangan terputus.

Bencana itu terjadi setelah daerah Panawangan diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir ini. Di samping irigasi jebol, bencana tanah amblas juga terjadi di daerah Jagabaya hingga mengakibatkan sebuah masjid dan rumah rusak berat. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian untuk jebolnya irigasi dan masjid diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.

Plh. Bupati Ciamis Dedi Soebandi, kemarin siang melakukan pemantauan ke lokasi bencana. Ia meminta agar masalah saluran induk irigasi yang jebol itu segera ditangani bersama oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimprasda) Ciamis dengan memohon bantuan ke Jabar.

Jika tidak segera ditangani, Dedi Soebandi khawatir lahan sawah di empat desa tidak bisa terselamatkan. Pasalnya, irigasi itu mengairi Desa Jagabaya, Nagarjati, Nagarajaya, dan Nagarapageuh seluas lebih 800 ha. Apalagi saat ini tanaman padi milik petani dalam kondisi yang membutuhkan pasokan air yang cukup.

Sebelum jebol, saluran induk irigasi Jagabaya yang lebarnya hampir tiga meter, sempat oleh masyarakat diperkuat tanggulnya, dengan menggunakan tumpukan tanah dalam karung. Namun, upaya itu tidak mampu menahan luapan air hujan yang masuk ke saluran ini hingga akhirnya jebol.

Irigasi ini merupakan bagian penting dalam kehidupan petani sehingga perlu mendapatkan prioritas untuk penanganannya. "Kita minta Dinas Kimprasda agar mengkaji berapa biaya yang dibutuhkan dan lainnya. Lalu, kita cari upaya dananya, dengan memohon bantuan ke Jabar," papar Dedi Sobandi.

Sementara itu, jalur jalan dari Kota Banjar menuju Kecamatan Banjarsari Kab. Ciamis lewat Pamarican sempat terputus akibat longsor terjadi di daerah Sukahurip, Pamarican. Longsoran tebing di daerah Sukahurip ini hingga menutup badan jalan, akibatnya jalur tidak bisa dilalui kendaraan. Namun sore hari kemarin, masyarakat secara bergotong royong menyingkirkan tumpukan tanah yang menutup jalan hingga arus lalu lintas kembali normal.

Di jalur jalan utama Kota Banjar menuju Pangandaran, tepatnya daerah Cituur, Banjarsari, badan jalan daerah itu sempat tertutup lumpur yang tergerus air hujan dari pegunungan. Warga sekitar, pada waktu itu juga langsung menyingkirkan lumpur yang menutup badan jalan agar jalur jalan itu tidak sampai terputus.

146 rumah terancam

Di Sumedang, 146 unit rumah penduduk milik 146 kepala keluarga (KK) yang dihuni sekira 449 jiwa di Desa Cisampih Kec. Jatigede Kab. Sumedang, kini dalam kondisi terancam bencana tanah amblas. Bahkan selama musim hujan sekarang saja, beberapa rumah di antaranya mulai retak-retak akibat permukaan tanah rumah-rumah tersebut amblas hingga puluhan sentimeter.

Dimintai tanggapan mengenai hal itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Sumedang Mulyanudin A.S., B.A., ditemui "PR" di ruang kerjanya, Rabu (5/1) menyatakan kawasan tempat berdirinya ke-146 rumah penduduk Cisampih yang berada di kemiringan perbukitan itu memang sudah dikategorikan rawan longor dan tanah amblas.

"Untuk mengantisipasi musibah yang tidak diinginkan terhadap para penghuninya, kami telah merencanakan ke-146 rumah penduduk itu tahun ini direlokasi ke tempat yang dinilai aman. Lokasi yang direncanakan untuk lahan relokasi 146 rumah itu masih berada di Desa Cisampih," tuturnya.

Ditanya kapan relokasi itu dilaksanakan, termasuk jumlah dan sumber dananya, menurut Mulyanudin, waktu pelaksanaannya tinggal menunggu turunnya anggaran. Mengenai dananya, untuk pengadaan lahannya akan dibiayai dari APBD Sumedang. Sementara itu, bangunannya akan dibiayai dari bantuan APBD Provinsi Jabar.

"Khusus untuk pengadaan lahannya, Pemda Sumedang dengan masyarakat setempat telah sepakat untuk membeli lahan di satu kawasan tanah milik penduduk setempat. Untuk itu, dalam RAPBD 2005 kami telah menganggarkan Rp 300 juta," ungkapnya. Ia menambahkan meski jumlah dana untuk bangunan rumahnya belum diketahui, untuk rencana tersebut sudah mendapat persetujuan Gubernur Jabar. (A-97/A-91)

Post Date : 06 Januari 2005