Sampah Ancam Taman Nasional Pulau Seribu

Sumber:Koran Sindo - 22 April 2010
Kategori:Sampah Jakarta

JAKARTA (SI) – Keberadaan sampah di wilayah Jakarta dan sekitarnya bukan hanya mengancam keberlangsungan hidup masyarakat yang akan kehilangan pasokan air bersih.

Keberadaan sampah juga mengancam populasi tanaman mangrove,hewan ikan,penyu,hingga keberadaan burung di Taman Nasional Pulau Seribu. Wakil Bupati Kepulauan Seribu, Natsir Sabara menjelaskan, Suku Dinas Kebersihan Kepulauan Seribu ditiadakan sejak 2008.”Untuk mengatasi sampah saat ini, kami menugaskan pihak lurah,” ujar Natsir. Namun,saat ini pihaknya hanya dapat mengatasi sampah di darat, sedangkan sampah di laut belum dapat teratasi.Kontribusi sampah dari 13 sungai di Jakarta,sungai di Tangerang, dan Bekasi membuat wilayah Kepulauan Seribu seperti muara penampungan sampah terakhir. Volume sampah yang diangkat dari permukaan laut per hari mencapai 50 meter kubik.

Natsir menjelaskan saat ini banyak nelayan ikan yang mulai beralih jadi pengelola home staykarena kurangnya tangkapan ikan. Dari data Pemkab Kepulauan Seribu di 11,pulau pemukiman ada 1.250 kapal nelayan. ”Sebagian besar banyak yang mulai beralih ke pengelola home stay karena tangkapan nelayan tidak seberapa,”ujarnya. Kerusakan lingkungan menjadi penyebab hilangnya populasi ikan di wilayah Kepulauan Seribu. Apalagi dulu banyak nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. ”Akibatnya terumbu karang pun banyak yang rusak, padahal fungsinya sebagai rumah ikan,”bebernya. Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam Taman Nasional Marman menjelaskan, dampak dari hilangnya ikan berpotensi mengancam populasi burung di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu Selatan.

Staf Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Muhammad Firdiansyah menambahkan, sampah juga dapat menyebabkan penyu di zona inti satu terancam. ”Penyu sisik merupakan indikator dari kebersihan lingkungan laut,”tandasnya. Penyu hanya dapat tinggal di lingkungan yang bersih dari sampah. Populasi alam di Kepulauan Seribu saat ini hanya terdapat di Pulau Peteloran dan Pulau Penjaliran, Kepulauan Seribu Utara saja. Meski terkadang mereka masih terlihat menyambangi Pulau Sepa dan Pulau Kotok. Untuk itu, dalam memperingati Hari Bumi 2010,PT Coca Cola melakukan kegiatan melepas penyu ke habitatnya dan menanam transplantasi karang di Pulau Pramuka, Selasa (20/4).

Manajer Media Relation PT Coca Cola Arif Mujahidin menjelaskan kegiatan dilakukan karena komitmen membangun kelestarian lingkungan hidup di seluruh dunia. ”Meski melakukan kegiatan kecil,namun bila dilakukan secara berkesinambungan dapat memberikan dampak yang nyata,”ungkapnya. Salah satu fokus kegiatan perusahaan besar ini dalam memperingati Hari Bumi kali ini adalah melakukan perlindungan iklim.

Beberapa kegiatan perusahaan yang memiliki 11 pabrik pembotolan di Indonesia ini, yakni melakukan melepaskan penyu,menanam pohon butun,mangrove,dan menanam transplantasi karang di wilayah perairan. (isfari hikmat)



Post Date : 22 April 2010