Sampah Belum Tertangani 100 Persen

Sumber:Suara Merdeka - 14 Juni 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
SEMARANG - Pemkot belum bisa menangani semua sampah di Kota. Namun, warga sebenarnya bisa membantu mengelola dan kemudian memanfaatkan hasilnya. Kepala Dinas Kebersihan Cahyo Bintarum mengemukakan, produksi sampah setiap hari 750 ton.

Seiring dengan pertambahan penduduk, jumlah itu pun bertambah sekitar 10% setiap tahun. Dari jumlah itu, yang bisa diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang hanya lebih kurang 70%. Sementara itu, sisanya ditangani warga dengan menimbun atau membakar.

Menurut keterangan dia, untuk bisa mengangkut semua sampah tersebut sebenarnya butuh 170-an truk. Namun, saat ini Pemkot hanya memiliki 98 truk. ''Kami sudah berupaya meningkatkan pengangkutan dengan menambah frekuensi operasi truk sampah.''

Jika semula satu truk hanya bisa tiga kali bolak-balik ke TPA, kini kendaraan itu harus empat kali. Selain itu, semua sampah di jalan protokol tetap harus diambil. Cara itu, ujar Cahyo, sebenarnya cukup menolong. Namun konsekunsinya, kendaraan-kendaraan pengangkut sampah tersebut cepat rusak.

Dia mengatakan, warga sebenarnya bisa berperan dengan memilah sampah. Barang-barang yang bisa didaur ulang dikumpulkan untuk dijual. Sampah organik diolah menjadi kompos dan produknya bisa dijual atau digunakan sendiri.

Hasil penjualan itu bisa untuk menambah kas RT atau RW. ''Hanya persoalannya, warga belum banyak yang mau melakukan cara-cara seperti itu karena mereka belum melihat sampah sebagai sesuatu yang menguntungkan.''

Menurut pandangan Cahyo, upaya untuk membangkitkan peran warga itu sebenarnya bisa dilakukan para lurah. Para pejabat pemerintah di tingkat paling bawah itu bahkan bisa mengajari warga tentang cara-cara pengelolaan sampah. ''Hal itu sebenarnya sudah merupakan bagian dari pekerjaan mereka,'' ungkap Kabag Pemerintahan Kelurahan Dra Sri Martini MM.

Karena itu, seusai berbagai acara seremonial dalam rangka penerimaan Adipura dilaksanakan, dia berjanji untuk mengumpulkan para lurah. Dia menyebutkan, mereka akan diminta untuk terus melaksanakan kegiatan Resik-resik Kutha di wilayah masing-masing. ''Mereka juga kami minta untuk menyosialisasikan pada warga tentang penanganan kebersihan.'' (G6-18j)

Post Date : 14 Juni 2006