Sampah Menumpuk di Permukiman

Sumber:Kompas - 26 Oktober 2006
Kategori:Sampah Jakarta
JAKARTA, KOMPAS - Selama libur Lebaran dari Senin hingga Rabu (25/10) kemarin, sampah yang tidak terangkut menumpuk di sejumlah permukiman di Jakarta. Sejumlah petugas dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta memang tetap bekerja, tetapi mereka tak sanggup mengangkut sampah yang menumpuk.

Berdasarkan pantauan Kompas., para petugas kebersihan hanya terkonsentrasi di sepanjang jalan utama di Ibu Kota, seperti Jalan Sudirman, MH Thamrin, Gadjah Mada, Cawang, Tanjung Priok, Jatinegara, dan Blok M. Adapun di kawasan permukiman, terutama di gang-gang sempit, sampah terlihat menumpuk.

Di Kebayoran Lama Utara, misalnya, sampah basah menumpuk di kanan kiri jalan. Warga yang hendak merayakan Lebaran dan melintasi jalan tersebut terpaksa menutup hidung dan berjalan dengan bergegas.

Di beberapa sudut jalan di perkampungan, sampah yang sudah menimbulkan bau hingga belasan meter dan dikerumuni lalat menumpuk karena tidak diangkut. Warga berusaha membakar sampah di pinggir jalan. Namun, sampah basah itu sulit terbakar. "Tiap tahun selalu seperti ini, sudah biasa," kata seorang warga Tri.

Endang (50), seorang pemulung di Gandaria Timur, mengatakan sampah tersebut akan terus berserakan hingga Lebaran usai. "Biasanya diangkut ke TPA Bantar Gebang tiap hari. Petugasnya masih libur," ujar Endang.

Hal serupa juga terjadi di Kampung Banjir Kanal, Kelurahan Grogol, Jakarta Timur. Akibat petugas kebersihan mudik, semakin banyak warga yang memilih membuang sampah di Sungai Banjir Kanal. Bantaran sungai penuh dengan sampah yang tak terangkut.

Demikian juga di Kelurahan Gunung, Kebayoran Baru, sampah yang biasanya terangkut setiap pagi dibiarkan teronggok selama hampir empat hari. Padahal, warga selalu dipunguti iuran sampah Rp 2.500 per bulan. "Terakhir (sampah) diambil hari Minggu lalu. Sangat mengganggu karena sampah di taruh di jalan umum," ujar Yayak, seorang warga.

Sementara itu, di depan Masjid Istiqlal, petugas Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta sibuk menjala sampah di Kali Ciliwung. Biasanya, dalam sehari ada dua truk yang mengangkut sampah di Jakarta Pusat mulai dari pukul 08.00 hingga 16.00. Tiap truk mengangkut sampah hingga tiga kali sehari. Namun, selama Lebaran hanya ada satu truk berukuran sedang yang beroperasi dua kali sehari.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Rama Boedi menjamin semua sampah di Jakarta tetap akan diangkut selama libur Lebaran. Untuk itu, ia mengerahkan 4.583 petugasnya dan 400 truk pengangkut sampah (Kompas, 20/10).

Edi, petugas pengangkut sampah, bersama tujuh rekannya mengaku tidak mudik tahun ini. Karena keterbatasan dana, hanya istri dan anak-anaknya yang mudik. Mereka tetap bekerja selama Lebaran demi tambahan gaji. Biasanya mereka dibayar Rp 30.000 per hari. Namun, mereka bisa mendapatkan tambahan tiga kali gaji jika terus bekerja selama tiga setelah hari Lebaran.

Beberapa penyapu jalan di sekitar Blok M juga tetap bekerja pada hari Lebaran demi mendapat bonus Rp 15.000. (AB9)



Post Date : 26 Oktober 2006