Sampah Menumpuk, Persib Terpuruk

Sumber:Republika - 27 Mei 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Puluhan kendaraan mewah melesat menuju Blok Cigedig, Desa Sari Mukti Kec Cipatat, Kab Bandung. Tempat itu merupakan satu dari tiga calon tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Kota Bandung.

Dari plat nomor kendaraannya diketahui kalau puluhan kendaraan yang dikawal ketat Satuan Polantas tersebut milik Muspida Jabar. Di antaranya Gubernur Jabar, Danny Setiawan, Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Sriyanto, dan Kapolda Jabar, Irjen Pol Paiman.

Di antara mobil itu, terselip satu kendaraan milik pejabat Pemkot Bandung, yang menjadi tuan rumah dalam persoalan sampah. Pada rombongan terpisah, tampak jejeran kendaraan berbeda milik Muspida Kab Bandung dan Purwakarta.

Wartawan yang ikut rombongan gubernur pun bertanya-tanya ke mana gerangan Wali Kota Bandung, Dada Rosada. Hingga akhirnya, pertanyaan itu terlontar kepada Danny Setiawan. Ketika ditanya wali kota ke mana, Danny tersenyum dan memanggil Direktur PD Kebersihan, Awan Gumelar. ''Pak Dada tidak datang karena ada urusan Persib,'' ujar Danny menandaskan.

Pada malam sebelumnya, Rabu (24/5), gubernur bersama sejumlah kepala daerah menggelar rapat terbuka mengenai penanganan sampah. Dalam rapat itu, diusulkan tiga tempat sebagai TPA sementara. Yakni TPA Sarimukti, TPA Cikubang di Desa Sasak Saat, Desa Sumur Bandung, Kec Cipatat, dan TPA Gunung Hejo di Desa Cianti, Kec Sukatani Kab Purwakarta.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu, Dada sangat tertarik dengan TPA Sarimukti yang luasnya mencapai 21,2 ha. ''TPA Sarimukti cocok. Dari luasnya saja sudah mirip 21, dan hari ini Persib menang 2-1,'' ujarnya.

Pada Rabu siang, kesebelasan Persib Bandung mengalahkan Persikota dengan skor 2-1. Meski menang, Persib yang didanai oleh APBD Kota Bandung, belum tentu lepas dari jurang degradasi. Klasemen sementara Persib saat ini berada di peringkat 12 dari 14 kesebelasan.

Ketidakhadiran Dada bukanlah yang pertama. Saat pertemuan dengan Meneg LH, R Witoelar, Selasa (23/5), Dada hanya diwakili Direktur PD Kebersihan. Padahal kunjungan Witoelar saat itu adalah inspeksi mendadak sampah. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengultimatum wali kota agar sampah selesai Selasa dan Dada menyanggupinya.

Pada 14 April 2006, pembuangan sampah ke TPA Cicabe resmi dihentikan. Sejak itu, Kota Bandung terbelit masalah sampah, hingga julukan barupun muncul yakni 'Bandung Kota Sampah'. Julukan anyar ini terkenal hingga ke luar negeri!

Sebelum 14 April, Dada mengaku tidak tinggal diam. Ia bilang, mencari lokasi TPA untuk sampah Kota Bandung. Namun tak berhasil karena beberapa persoalan, yaitu, penolakan warga, lingkungan atau perizinan. Setelah Presiden SBY berkunjung ke Bandung pada 20 Mei, situasi berubah. Gubernur langsung turun tangan.

Hanya saja, saat pengecekan tiga lokasi calon TPA sementara, tak dihadiri wali kota -- si empunya masalah. Tak heran jika anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Kota Bandung, Achmad Yani, geram. Ia meminta wali kota menjelaskan ketidakhadirannya itu. Kata dia, wali kota jangan menjadikan Persib sebagai hal utama.

Meski mulai Jumat (26/5) sampah sudah diangkut, persoalan sampah belum usai. Di sisi lain, Persib tak menunjukkan prestasi yang memuaskan. Jadi, sampah menumpuk, Persib terpuruk. (ren )

Post Date : 27 Mei 2006