Sampah Selalu Bikin Masalah

Sumber:Indo Pos - 11 Januari 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
MALANG - Kebersihan Kota Malang seperti pada zaman dahulu tidak bisa disaksikan lagi saat ini. Kota yang dulunya terkenal sebagai salah satu kota terbersih di Indonesia, kini kondisinya cukup memprihatinkan. Itu bisa dilihat dari banyaknya sampah yang berserakan di jalan, sungai, pasar, terminal, pemukiman, atau tempat-tempat umum lainnya.

Parahnya lagi, kekotoran yang terjadi di Kota Malang itu belum tertangani secara serius. Bahkan, ada kesan saling mencari kambing hitam antara masyarakat dengan pemkot. Masyarakat mengatakan, kotornya kota ini dikarenakan kurang seriusnya pemkot menangani persoalan sampah. Demikian pula dengan pemkot yang menyalahkan masyarakat karena kesadarannya terhadap kebersihan rendah.

Kepala Bidang Lokasi Pembuangan Dinas Kebersihan Kota Malang Djoko Munari mengatakan, dinas kebersihan sudah mengerahkan segala cara membersihkan Kota Malang dari sampah. SAlah satunya memperbanyak tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di tempat-tempat umum. Sampai saat ini, terang Djoko, ada sekitar 74 TPS yang tersebar di Kota Malang.

TPS itu di antaranya berada di Terminal Arjosari, RSSA, Unibraw, Terminal Gadang, Velodrome, Hutan Malabar, Pondok Blimbing Indah (PBI), Puri Cempaka Putih, Stadion Kedungkandang, Jalan Trunojo, dan kawasan-kawasan lainnya. Selain itu, di setiap titik kota, pemkot juga sudah memasang bak-bak sampah. "Termasuk juga melakukan pengangkutan sampah dari TPS ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Supit Urang sesuai jadwal," ujar Djoko.

Sampah dari TPS yang masuk TPA Supit Urang rata-rata setiap hari volumenya antara 700-900 meter kubik. Volume rata-rata tiap bulan sampah di Kota Malang adalah 21 ribu meter kubik hingga 28 ribu meter kubik. Rinciannya, 19 ribu hingga 25 ribu meter kubik merupakan sampah rumah tangga. Sedang 2 ribu meter kubik hingga 5 ribu meter kubik adalah sampah pasar. Sedang sampah industri dan sampah pertamanan volumenya relatif kecil.

Namun, usaha pemkot itu selalu menemui kendala. Itu karena budaya bersih masyarakat Kota Malang mulai berkurang. Terbukti, papar Djoko, melalui penelusuran di berbagai jalan yang ada di Kota Malang, dinas kebersihan menemukan adanya tempat pembuangan sampah liar. "Pemkot sudah menyediakan TPS dan bak sampah, namun masih banyak masyarakat yang membuang sampah secara liar," jelas dia.

Akibatnya, terang Djoko, di beberapa kawasan dan ruas jalan ditemukan adanya penumpukan sampah atau istilah dinas kebersihan adalah tempat pembuangan sampah liar. Beberapa kawasan yang terdapat tempat pembuangan sampah liar di antaranya ada di Jembatan Kalimewek, Jl Ahmad Yani Utara (depan ruko), di poros jalan menuju Terminal Arjosari, Jl Letjen S. Parman (halte, toko, dan depan pabrik rokok), Jl Ciliwung, Pasar Buah Jl Raden Tumenggung Priyosudarmo, dan Jl Panji Suroso (depan kantor Askes).

Mantan kabag humas pemkot itu menambahkan, selain banyaknya tempat pembuangan sampah liar, rendahnya kesadaran masyarakat tersebut bisa dilihat dari banyaknya sampah yang dibuang di luar bak sampah. "Banyak toko yang di depannya sudah ada bak sampahnya, namun dibuang di luar bak sampah. Ini yang membuat pemandangan kota semakin kotor dan mengurangi nilai dalam perebutan Adipura," tutur Djoko.

Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, dinas kebersihan akan memberikan sanksi kepada masyarakat yang tidak membuang sampah pada tempat semestinya. "Untuk saat ini kami mengalah dengan mengangkutinya. Namun, ke depan kami akan memberikan teguran, jika masih dilanggar kami akan memberikan sanksi tegas, misalnya dengan membayar denda," pungkasnya. (fir)



Post Date : 11 Januari 2007