Sanitasi Buruk, Rp 58,68 Triliun Melayang

Sumber:Suara Pembaruan - 23 Agustus 2008
Kategori:Sanitasi

Kerugian ekonomi dari buruknya sanitasi di Indonesia diperkirakan mencapai US $ 6,3 miliar atau Rp 58,68 triliun. Jumlah itu, sama dengan 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2006.

Laporan tersebut diluncurkan oleh Water and Sanitation Program (WSP) Rabu (20/8) dalam rangka World Water Week atau Pekan Air Sedunia di Stockholm. Menurut laporan Economic Impacts of Sanitation in Indonesia yang disampaikan Biro Hubungan Masyarakat, Yosa Yuliarsa di Jakarta, Rabu itu, disimpulkan bahwa rendahnya akses terhadap sanitasi mengakibatkan kerugian ekonomi dan finansial yang sangat tinggi terhadap perekonomian Indonesia, termasuk terhadap sektor-sektor publik dan komersial.

Investasi Besar

Menurut ekonom senior Water and Sanitation Program, Guy Hutton yang juga merupakan penyusun kajian ini, dibutuhkan investasi besar dalam penyediaan prasarana air bersih dan sanitasi maupun dalam mempromosikan praktik-praktik hygiene yang lebih baik di Indonesia mengingat dampaknya terhadap kesehatan maupun perekonomian, sangat besar. Sanitasi yang buruk menyebabkan setidaknya 120 juta kejadian keberjangkitan penyakit dan 50.000 kematian prematur setiap tahunnya.

Dampak ekonomi dari hal tersebut mencapai US $ 3,3 miliar (Rp 29 triliun) per tahun. Sanitasi yang buruk juga memainkan peran signifikan terhadap pencemaran air, sehingga menambah beban biaya pengadaan air bersih untuk rumah tangga, dan mengurangi produksi ikan di sungai dan danau. Besarnya kerugian ekonomi dari tercemarnya air yang diakibatkan oleh buruknya sanitasi melebihi US $ 1,5 miliar (Rp 13 triliun) setiap tahunnya.

Sektor sumber daya air dan kesehatan merupakan penyumbang terbesar terhadap keseluruhan dampak ekonomi. Dampak-dampak ini berakibat pula pada kerugian finansial yang ditanggung oleh mereka yang harus membayar untuk biaya-biaya kesehatan, mereka yang membayar lebih mahal untuk mendapatkan akses layanan air bersih, dan mereka yang kehilangan pendapatan karena tidak masuk kerja karena sakit.

Layanan air dan sanitasi dasar merupakan hal yang vital untuk kehidupan manusia, dan pada saat ini, semua orang tidak terkecuali seharusnya menikmati layanan tersebut.

Bank Dunia saat ini mengelola portofolio global sejumlah US $ 4,3 miliar dalam sektor air bersih dan sanitasi yang bertujuan untuk meningkatkan akses kalangan miskin terhadap sarana air bersih dan sanitasi yang memenuhi syarat.

WSP merupakan suatu kemitraan global yang didukung beragam donor dan dikelola oleh Bank Dunia yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dengan membantu kalangan miskin mendapatkan akses terhadap layanan air bersih dan sanitasi.

Para pendonor program ini antara lain, Australia, Austria, Belgia, the Bill and Melinda Gates Foundation, Kanada, Denmark, Perancis, Irlandia, Luxembourg, Belanda, Norwegia, Swedia, Swiss, United Nations Development Programme, Inggris, Amerika Serikat, dan Bank Dunia. Mega



Post Date : 23 Agustus 2008