Sanitasi Sekolah Memprihatinkan

Sumber:Suara Merdeka - 27 September 2012
Kategori:Sanitasi
GETASAN - Kondisi sanitasi di sejumlah sekolah dinilai masih memprihatinkan. Ketersediaan sarana seperti toilet dan kamar mandi banyak yang belum sebanding dengan jumlah siswa sehingga menyebabkan kondisi yang kurang sehat.
 
Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang, Zaenal Abidin saat peluncuran program sekolah bersih di MTs Sudirman Getasan, Kabupaten Semarang kemarin. Acara yang juga dibarengkan dengan penyuluhan sosial itu dihadiri Bupati Semarang Mundjirin. Bupati sekaligus meresmikan toilet bantuan dari Dewan Pendidikan.
 
“Sejauh ini pembangunan sanitasi di sekolah seolah terabaikan. Padahal sanitasi juga merupakan elemen penting dalam menunjang proses belajar mengajar siswa. Jika kondisi lingkungan sehat tentunya semangat belajar anak akan meningkat,” katanya.
 
Dalam kesempatan itu, Dewan Pendidikan bekerja sama dengan yayasan Gita Eklesia Kabupaten Semarang  menyumbang pembangunan dua toilet  di MTs Sudirman senilai hampir Rp 11 juta.  Diharapkan program ini terus berlangsung di sekolah-sekolah lain.
 
Masalah Sosial
 
Di bagian lain, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Adhi Karsidi melalui staf Pengembangan Sri Tisni Astuti seusai membuka penyuluhan sosial mengatakan, lebih dari 18 persen atau sekitar  6.090.36 jiwa dari total jumlah penduduk di Jawa Tengah saat ini yang mencapai 32.380.687 jiwa, penduduknya adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
 
Penyebabnya adalah, kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial, korban bencana, korban tindak kekerasan dan lain sebagainya.
 
Dalam menangani permasalahan kesejahteraan sosial yang jumlahnya cukup besar tersebut, lanjutnya,  pemerintah menyadari tidak bisa melaksanakanya sendiri tanpa adanya kepedulian dari beberapa pihak.
 
“Dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial disebutkan, pemerintah daerah dan masyarakat diarahkan untuk terpadu dan berkelanjutan dalam membentuk pelayanan sosial,” katanya.
 
Melalui kegiatan penyuluhan sosial ini menurut Tisni, diharapkan dapat terjalin komunikasi dan sinergitas antara instansi dan lembaga yang peduli terhadap penanganan sosial ini, akan terus berjalan dengan baik dan terealisasi hingga ke tingkat bawah. Salah satu pendekatan dititikberatkan pada pemberdayaan di lapisan paling bawah atau komunitas lokal, dengan berbagai upaya yang bersifat pencegahan baik secara individu maupun kelompok.
 
“Penanganan permasalahan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan antara pemerintah dan masyarakat akan sesuai dengan misi yang selama ini telah dijalankan  yakni terwujudnya penyandang masalah kesejahteraan sosial di Jawa Tengah yang semakin mandiri dan sejahtera,” katanya.  (H32, J21- 72)


Post Date : 27 September 2012