Sanitasi Total, Lakukan Pemicuan

Sumber:Jawa Pos - 12 Maret 2010
Kategori:Sanitasi

JOMBANG - Jumlah KK yang memiliki akses jamban improved di Jombang hingga tahun 2008 lalu, sebanyak 162.616 KK atau sekitar 54,72 persen. Hampir di setiap desa masih banyak keluarga yang membuang air besar di sembarang tempat secara terbuka, hingga kondisi penyehatan lingkungan menjadi tidak sehat dan memunculkan berbagai penyakit. Kini, sektor sanitasi mulai dioptimalkan dengan merubah pendekatan dengan upaya pemicuan.

''Pemicuan itu dengan merubah perilaku dari buang air besar (BAB) sembarangan, ke BAB di tempat tertutup dan aman atau Open Defecation Free (ODF),'' tutur dr Heri Prijanto, kasi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Jombang, beberapa waktu lalu. Salah satu upaya pemicuan itu dengan menunjukkan perasaan malu, setelah kotorannya dilihat petugas kesehatan secara langsung. Sehingga dilakukan kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang dilakukan di tiap puskesmas dan kecamatan.

Di Kecamatan Kudu misalnya, masih ada 270 KK yang melakukan BAB sembarangan. Atau tercatat 86 persen dari 312 KK yang menjadi sasaran kegiatan pemicuan ini. sedangkan diketahui 42 KK yang sudah memiliki jamban sehat. ''Hampir setiap desa di Jombang masih berperilaku hidup tidak sehat dengan BAB sembarangan, karenanya pemicuan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan,'' jelas Heri.

Kondisi ini dibuktikan dengan penyebaran penyakit diare yang banyak terjadi di lingkungan sekitar. karena dengan membuang kotoran di sembarang tempat itu menjadi sumber penyakit dan aroma tidak sedap yang mengakibatkan banyak lalat berterbangan menyebar bibit penyakit. Kondisi air minum yang tidak sehat yang mengakibatkan bakteri ecoli mudah berkembang. Apalagi dalam strategi sanitasi total berbasis masyarakat yang tertuang dalam SK Bupati tertanggal 27 Oktober 2008 itu menyebutkan angka kejadian diare tahun 2008 sebesar 5.692 dari 15.817 kasus dengan angka kesakitan 13 per seribu penduduk.

Tidak hanya itu, kebiasaan membuang kotoran di sungai yang pernah dilakukan sejumlah warga di Kecamatan Megaluh, ternyata mengakibatkan penyakit keputihan pada kaum perempuan. Ini setelah kebiasaan membuang kotoran di sungai dengan berendam cukup lama, memudahkan virus berkembang di dalam air yang masuk melalui jalan air kencing dan jalan tinja tersebut. ''Ini memang perlu diketahui masyarakat, agar tidak lagi membuang kotoran di sembarang tempat,'' sahut Heri Wibowo, sekretaris Dinas Kesehatan Jombang.

Itu artinya, pendekatan secara konvensional yang selama ini hanya terfokus pada target keluarga dengan paket subsidi bantuan, ternyata tidak meyakinkan masyarakat dalam menyumbang pencepaian kesehatan masyarakat. Justru dengan pemicuan seperti ini masyarakat diajak berkomunikasi dari hati ke hati, ditumbuhkan rasa memiliki atas kesehatan sekitarnya, sekaligus ditunjukkan rasa malu atas perilaku tidak sehat yang dilakukannya sendiri. Pemicuan itu untuk menimbulkan kesadaran yang ada akhirnya diarahkan untuk mengubah perilaku itu dengan sendirinya tanpa tergantung subsidi pemerintah.

Dengan membuat jamban sendiri yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Kegiatan berbasis masyarakat ini, paparnya, semula dikembangkan di 7 kecamatan dengan sasaran akses sanitasi lokal yang berbeda. kemudian dikembangkan lagi di 7 kecamatan lain dengan dukungan lintas sektoral. Termasuk sektor pendidikan yang melibatkan siswa dan orangtua agar memiliki jamban di rumah dalam target sekolah ODF. Bukan hanya di sekolah saja yang memiliki jamban, tapi seluruh siswanya juga sudah memiliki jamban di rumah. (bin/yr)



Post Date : 12 Maret 2010