Satgas Banjir di Depok Siaga

Sumber:Suara Pembaruan - 17 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
DEPOK - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kembali menggiatkan satuan tugas (Satgas) penanganan banjir. Pasalnya, hujan deras yang mulai mengguyur wilayah Depok mengakibatkan sejumlah wilayah di Depok mulai tergenang.

Dikhawatirkan, selain genangan, sebagian wilayah Depok akan terjadi banjir. "Kami sudah melakukan koordinasi untuk kembali menggiatkan kembali Satgas Banjir," kata karyawan di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Depok, yang minta namanya tidak ditulis, Senin (17/1).

Dia menjelaskan, tim terpadu tersebut berasal dari semua instansi terkait. "Jadi, tim ini akan memantau seluruh wilayah Depok secara terpadu," katanya.

Selain itu, katanya, Pemkot Depok juga menyiapkan posko-posko pemantau banjir di setiap kecamatan. "Kami juga sudah menyiapkan posko-posko itu untuk pelayanan optimal kepada masyarakat Depok," katanya.

Sementara itu, genangan air di Depok ternyata bukan semata diakibatkan air di sejumlah kali dan saluran irigasi meluap melainkan karena banyak jalan yang tidak dilengkapi saluran pembuang air (drainase).

"Banyak jalan di Depok tergenang air lantaran tidak dilengkapi drainase. Kalaupun ada drainase, itu sudah tidak berfungsi dengan baik. Itulah yang sekarang menjadi perhatian kami. Karena itu, saat ini kami sedang melakukan pendataan total panjang jalan di Depok dan jumlah drainase yang ada. Nanti hasilnya akan kami beritahu," ungkap Kasubdin Pengairan pada Dinas Pekerjaan Umum Ir Welman Naipospos MM.

Dia menjelaskan, akibat seringnya hujan deras yang mengguyur Depok, genangan air pun akan terjadi di sejumlah wilayah jalan. "Sayangnya, drainase yang berfungsi dengan baik di sejumlah badan jalan belum banyak. Akibatnya, ketika hujan mengguyur sebentar saja jalanan sudah tergenang," kata dia.

Oleh karena itu, lanjutnya, sejumlah rekomendasi teknis menyangkut genangan air di Depok akan disampaikan kepada sejumlah instansi terkait. "Rekomendasi tersebut harus diberikan ke semua instansi terkait. Tidak bisa hanya pada subdin pengairan saja," katanya.

Ketika disinggung solusi alternatif sementara guna meminimalisasi terjadinya genangan air di Depok, Welman menjelaskan, normalisasi kali penting dilakukan. "Karena sudah banyak kali atau saluran irigasi di Depok yang dangkal. Itu harus dilakukan pengerukan," kata dia.

Berdasarkan pendataan titik rawan genangan air, pada tahun 2002 terdapat sekitar 57 titik, sementara pada tahun 2003 berkurang menjadi sekitar 37 titik rawan banjir. "Untuk tahun 2004 ini, kami masih melakukan pendataan. Dan jumlah titik rawan genangan air bisa lebih banyak lantaran sistem drainase yang tidak ada," katanya.

Sementara itu, warga di sejumlah wilayah di Depok, ketika ditemui Pembaruan, Minggu (16/1) malam, mengeluh soal kelambanan aparat satuan tugas (satgas) penanganan banjir Pemkot Depok. Warga sangat kesal karena pada saat terjadi genangan akibat hujan deras, Kamis (19/11), tidak satu pun Satgas yang ditugaskan.

Padahal, Pemkot Depok sudah membentuk Satgas banjir. "Katanya Pemkot membentuk Satgas antisipasi penanganan banjir. Kok sampai malam ini, satgas itu tidak muncul? Padahal, baru sebentar saja hujan, air di Kali Jemblong sudah meluap. Kami juga dengar ada dua pohon tumbang yang mengakibatkan dua bangunan rumah di Kampung Poncol. Katanya petugas juga tidak ada," kata Guntur (45), warga Kampung Sengon, Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas.

Dia mengatakan, hujan deras membuat Kali Jemblong meluap dan airnya luber ke jalan. "Kemarin hujan dua jam. Eh airnya sudah ke jalan-jalan. Ada satu rumah yang sudah tergenang sekitar 50 centimeter," kata dia.

Warga lainnya, Rahmat (35), menjelaskan, hujan juga mengakibatkan jembatan kayu di wilayah itu terendam air. "Karena tidak ada satgas, warga akhirnya membentuk tim pemantau banjir sendiri. Kami berjaga 24 jam," kata dia. Pembentukan tim pemantau banjir oleh warga dibenarkan.

Ketua RW 10 Kampung Sengon, Mamat. Dia mengatakan, akibat lambannya antisipasi banjir oleh Pemkot Depok, warga bertindak proaktif dengan membentuk tim tersebut.

Dia mengatakan, peristiwa banjir besar tahun 2002 jangan sampai terulang. "Tahun lalu, hampir seluruh rumah di wilayah ini terendam air karena selain air kali meluap, pintu air juga jebol," kata dia.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok Yayan Arianto menjelaskan, banjir yang terjadi selama ini di wilayah Depok lebih diakibatkan tersumbatnya saluran air oleh sampah.

Karena itu, Pemkot Depok mengimbau warganya agar tertib dalam membuang sampah. Partisipasi warga untuk membantu aparat Pemkot dalam bentuk kerja bhakti membersihkan saluran air dirasakan sangat membantu. "Selama ini sampah memang menjadi penyebab utama luapan air yang berakibat menggenang di beberapa ruas permukiman warga," katanya (W-12)

Post Date : 17 Januari 2005