Silandak Meluap Warga Cemas

Sumber:Suara Merdeka 02 April 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
NGALIYAN-Kali Silandak yang melalui Kelurahan Purwoyoso, Jumat (1/4) kembali meluap. Meski tak terlalu tinggi, peristiwa itu cukup membuat warga cemas, karena aliran sungai cukup deras.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 kemarin, setelah sebagian wilayah Kota Semarang diguyur hujan lebat. Saat air merambah jalan kampung, warga mulai berusaha mengamankan rumahnya masing-masing.

Ada di antaranya yang menaikkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terendam saat rumahnya kemasukan air. Ada pula yang menutup pintu masuk rumah dengan tumpukan karung, bahkan menutup pintu pekarangan dengan papan dan seng.

''Warga yang punya anak kecil, berteriak-teriak memanggil mereka agar segera pulang,'' ujar Sujono (45) warga RT 4 RW 4 Kelurahan Purwoyoso.

Dia menuturkan, banjir di Purwoyoso sudah beberapa kali terjadi. Dua tahun silam, banjir juga menerjang wilayah itu dan mengakibatkan beberapa rumah warga rusak. Peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 1999.

Dia mengatakan, banjir selalu datang tiba-tiba, tetapi juga cepat surut. Hal itu justru sangat berbahaya, karena tekanan air bisa menjebol tembok rumah atau menyeret orang. Dia saat itu juga mengaku ngeri melihat riak gelombang air di jalan kampung yang mirip ombak pantai. ''Karena wilayah ini sering diterjang banjir, saya terpaksa menaikkan lantai rumah hingga satu meter,'' kata dia.

Penuturan serupa disampaikan Sukimin (44) warga setempat. Dia mengatakan, setiap kali hujan deras warga ada berjaga-jaga di dekat sungai. Kalau air sudah mulai meluap, kentong tanda bahaya pun dibunyikan agar warga lain bisa segera mengungsi.

Dia mengatakan, keganasan Kali Silandak merupakan akibat dari pembangunan Kawasan Industri Candi. Maka warga meminta agar pihak pengelola kawasan itu melakukan upaya mengurangi aliran sungai yang juga melalui Bandara A Yani Semarang. Dia meminta di kawasan itu segera dibuat embung yang bisa menahan kecepatan aliran air.

Embung

''Kalau nanti sampai terjadi banjir besar, warga akan menggerudug kawasan industri, karena lamban melakukan penanganan,'' kata dia.

Secara terpisah, pakar hidrologi Undip Dr Ir Robert Johanes Kodoatie MEng mengatakan, embung semacam itu bisa dibuat di pertemuan anak Kali Silandak. Sungai itu, selain mendapatkan aliran dari kawasan industri, juga dari Perumahan Sulanji dan Pasadena.

Menurut dia, pertemuan anak sungai itu cukup aman dibuat embung, karena tidak berada di daerah yang rentan pergerakan tanah. Hal itu sudah dibuktikan dengan uji geolistrik yang hasilnya juga dituangkan dalam draft kajian analisis dampak lingkungan. ''Berdasarkan kajian itu, wilayah yang rentan pergerakan tanah hanya di daerah selatan dekat Kampung Pucung,'' kata dia.

Dia menjelaskan, embung itu bisa dibuat dengan ukuran 500 meter x 300 meter dengan kedalaman 5 meter. Embung semacam itu dapat menampung air sekitar 750 m3. Menurut Robert, debit banjir 2 tahunan di Silandak hanya sekitar 280 m3. Jadi kalau embung tersebut dibuat, akan bisa sangat mengurangi keganasan Kali Silandak.

''Saya berharap pihak PT Indo Perkasa Usahatama selaku pengelola Kawasan Industri Candi mau membuat embung semacam itu,'' kata dia. (G6-64)



Post Date : 02 April 2005