Situ dan Pantai, Potensi Wisata yang Tertidur

Sumber:Republika - 16 Oktober 2004
Kategori:Drainase
Banyak situ dan pantai di wilayah Kabupaten Tangerang berpotensi menjadi tempat wisata. Sayang, potensi tersebut tak tergarap. Potensi sumber daya alam Kabupaten Tangerang tergolong melimpah. Pantai yang membentang sepanjang 51 kilometer serta 22 situ yang tersebar di berbagai kecamatan merupakan anugerah bagi wilayah itu. Sayangnya, potensi yang bisa dikembangkan sebagai sarana pariwisata itu hingga kini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi wisata alam yang begitu luar biasa belum tersentuh atau digarap secara profesional. Semua potensi wisata tersebut bak 'perawan'.

''Bagaimana mau mengembangkan pariwisata, alokasi dana dari APBD untuk pembangunan fisik saja hanya mendapat Rp 300 juta,'' ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, Muhyi Syarifuddin, kepada Republika. Padahal, sektor pariwisata setiap tahunnya menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 23 miliar.

Saat ini ada 22 situ yang kondisinya telantar. Menurut Plh Kasubdin Bina Manfaat Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, Yulianto, puluhan situ tersebut mulai menyusut, mendangkal, serta tidak terawat. Akibatnya, situ-situ tersebut nyaris kehilangan fungsi konservasinya.

Pada 1990 Dinas PU Bina Marga Jawa Barat pernah mendata dan menginventarisasi situ. Hasilnya menunjukkan ada 22 situ dengan luas total mencapai 500,25 hektare. Namun, ketika dilakukan pengukuran dua tahun berikutnya, luasan situ tersebut menyusut menjadi 481,13 hektare.

Lantaran tak dirawat dan dikelola sebagai objek wisata, kondisi situ yang memiliki daya tarik tersebut perlahan tetapi pasti hilang berubah menjadi daratan. Banyak situ beralih fungsi menjadi permukiman dan areal pertanian. ''Itu terjadi karena situ tersebut tak diciptakan menjadi tempat wisata. Padahal, pariwisata memiliki fungsi konservasi,'' tutur Muhyi.

Menurut Muhyi, sejak beberapa tahun lalu pernah dikaji rencana menjadikan situ-situ sebagai tempat wisata. Namun, hingga kini rencana tersebut belum terwujud. ''Pembangunan sektor pariwisata akan diterima bila melibatkan masyarakat sekitar, bukan hanya padat modal,'' katanya. Menjadikan situ sebagai tempat wisata sebenarnya masih belum terlambat dilakukan. Peluang Pemkab Tangerang untuk menggandeng investor masih terbuka. Sebagai wilayah yang dekat dengan Ibu Kota, Tangerang potensial menjadi daerah tujuan wisata.

Muhyi menjelaskan, apabila dikembangkan secara profesional, potensi wisata yang ada itu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Kabupaten Tangerang saat ini hanya mengandalkan PAD dari tempat wisata yang berupa tempat perbelanjaan, rumah makan, tempat hiburan, dan hotel.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat sudah mulai mempromosikan enam situ yang layak menjadi obyek wisata. Keenam situ yang sudah masuk dalam daftar tujuan wisata tersebut, antara lain Situ Pondok, Pamulang, Gintung, Telaga Gading Serpong, Patrasana, dan Kelapa Dua. Situ Pondok yang terletak di Kecamatan Pasar Kemis saat ini hanya berfungsi sebagai penampungan air hujan. Di sana terdapat fauna khas yang memiliki daya tarik tersendiri, yakni ikan gabus. Di Desa Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, terdapat Situ Pamulang. Letaknya persis berada di pinggir jalan.

Situ-situ tersebut dibiarkan begitu saja. Padahal, jika dikembangkan secara profesional situ-situ tersebut bisa mendatangkan para wisatawan. Itu berarti lapangan kerja terbuka bagi masyarakat sekitar. Selain itu, kelestarian situ tersebut dapat terpelihara dengan baik.

Menurut Dinas Bina Marga dan Pengaiaran, kewenangan pengelolaan situ masih berada di tangan Pemprov Banten. Meski begitu, Pemkab Tangerang mulai mencoba menyelamatkan fungsi situ tersebut dengan merancang peraturan daerah (perda) tentang pengolahan situ.

Melalui perda tersebut, Pemkab akan mengatur pemanfaatan, penataan, pengolahan ke-22 situ tersebut. Peluang untuk mengelola potensi alam tersebut mengacu pada UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Alam.

Potensi alam masih tersia-siakan adalah pantai yang membentang sepanjang 51 kilometer. Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan, ada 21 titik abrasi di kawasan itu. Setiap titik panjangnya mencapai 600 meter. Tidak kurang dari tujuh kawasan pantai sudah ditawarkan menjadi tempat tujuan wisata.

Ketujuh pantai tersebut adalah Pantai Dadap, Kawasan Salembaran Jati, Pantai Tanjung Kait, Muara Kalong, Pantai Tanjung Pasir, Pulau Cangkir, dan Pantai Muara. Sayang, potensi tersebut belum dikelola secara baik.

Kawasan wisata Tanjung Pasir, misalnya, membutuhkan penanganan dan sentuhan yang lebih profesional. Jalan menuju kawasan tersebut masih kurang bagus, selain itu air lautnya kotor.

Sektor pariwisata tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Pariwisata harus menjadi program unggulan dalam arah kebijakan umum (AKU) Pemkab Tangerang. Apalagi, pada November 2004 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan dilebur seiring dengan diterapkannya struktur organisasi tata kerja (SOTK) yang baru. Dinas tersebut akan digabung dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk bagian wisata dan Dinas Pendidikan untuk kebudayaan.

Tak Cuma Situ dan Pantai

Selain potensi alam berupa situ dan pantai, Kabupaten Tangerang juga memiliki sarana wisata lain yang juga potensial untuk dikembangkan. Minimal ada sembilan sarana wisata di wilayah itu. Setiap tempat memiliki keunikan tersendiri. Tentu sarana wisata tersebut sangat layak dikunjungi para wisatawan.

Di bagian timur Kabupaten Tangerang memiliki tempat yang ternama, yakni Puspitek Serpong. Tempatnya di Desa Muncul, Kecamatan Cisauk. Puspitek merupakan tempat wisata pendidikan. Di tempat ini terdapat pusat penelitian kebun provinsi dengan 22 laboratorium yang sangat menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bumi Serpong Damai juga menjadi penghias Kabupaten Tangerang. Wilayah ini ada di Kecamatan Serpong. BSD merupakan pusat perbelanjaan. Di wilayah itu berdiri WTC Serpong, Serpong Plasa, dan BSD Plasa. Di kawasan tersebut juga terdapat permukiman berskala besar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan.

Tempat wisata yang terkenal di Kabupaten Tangerang adalah Perziarahan Solear. Terletak di Desa Solear, Kecamatan Cisoka. Tempat ziarah itu berada di tengah Hutan Solear. Fauna khas hutan ini adalah monyet macaca yang jumlahnya sepanjang masa hanya 32 ekor.

Tak kalah menariknya adalah Taman Makam Seribu. Tempat wisata ini terletak di Desa Cilenggang, Kecamatan Serpong. Di tempat ini para pelajar dan masyarakat umum bisa mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia.

Salah satu tempat wisata sejarah yang dimiliki Kabupaten Tangerang adalah Palagan Lengkong. Tempat itu di Desa Lengkong, Kecamatan Serpong. Palagan Lengkong merupakan akademi militer pertama di Indonesia. Akibat serbuan tentara Jepang, seluruh taruna dan perwira gugur. Kini di tempat itu dibangun tugu peringatan peristiwa Lengkong.

Bagi wisatawan yang ingin berbelanja, kawasan Lippo Karawaci juga memiliki daya tarik tersendiri. Kawasan perumahan, perbelanjaan, hiburan, dan tempat makan itu terletak di Kecamatan Curug. Tempat lainnya yang bisa digarap secara profesional untuk dikembangkan menjadi sebuah tempat wisata ternama adalah Makam Kramat Panjang.

Makam Kramat Panjang berada di Kampung Kramat, Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji. Tempat wisata tersebut berjarak 30 kilometer dari Kota Tangerang. Di situ tempat makam Habib Abdullah bin Ali yang wafat pada 300 Hijriyah. Makam yang berumur 1.124 tahun itu banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah.Secara budaya Tangerang juga memiliki kesenian khas, yakni Cokek dan Barongsay. Potensi itu tentu harus terus dikembangkan agar tak tenggelam dan hilang dimakan zaman.

Laporan : c07

Post Date : 16 Oktober 2004