Situ Rawa Dano Dikapling-kapling untuk Sawah

Sumber:Kompas - 12 Juli 2004
Kategori:Drainase
Serang, Kompas - Kelestarian Situ Rawa Dano di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, terancam rusak oleh tindakan warga yang menjadikan sebagian area tersebut untuk lahan pertanian. Selain menyebabkan sempitnya area situ, tindakan tersebut juga memicu pendangkalan yang mengurangi debit air Rawa Dano.

Berdasarkan pengamatan pada Minggu (11/7), hampir seluruh Situ Rawa Dano telah tertutup tumbuhan gulma serta pepohonan. Dari menara pengawas di Desa Luwuk, Kecamatan Gunungsari, Serang, hanya terlihat setitik kubangan air di tengah situ yang tampak seperti rerimbunan pohon dan hamparan rumput.

Jagawana Rawa Dano Walis (47) menjelaskan, area sumber air yang diandalkan untuk memasok kebutuhan air warga Serang dan Cilegon, termasuk sejumlah instalasi kawasan industri di Cilegon, itu mengalami penyempitan dan pendangkalan. Itu terjadi akibat tumbuhnya berbagai tanaman serta perambahan warga terhadap kawasan tersebut.

Menurut dia, sekitar 400 warga di lima kecamatan sekitar Rawa Dano menjadikan sebagian area situ untuk sawah atau lahan pertanian. Kelima kecamatan itu adalah Cinangka, Padarincang, Pabuaran, Ciomas, dan Gunungsari. "Lahan yang mereka garap bervariasi, ada yang 500, 1.000, 2.000, 3.000, hingga 5.000 meter persegi tiap orang," tutur Walis.

Ia mengungkapkan, perambahan itu sudah berlangsung sejak krisis ekonomi di negeri ini sekitar tahun 1997-1998. Warga yang mengalami kesulitan ekonomi membuka lahan sawah di atas sebagian Rawa Dano untuk menopang kebutuhan pangan mereka. Mereka bisa memanen padi dua atau tiga kali dalam setahun.

Sebelum ada perambahan, luas Rawa Dano sekitar 2.500 hektar. Walis tidak bisa memastikan berapa area Rawa Dano yang hilang akibat perambahan warga. Jika diasumsikan sekitar 400 warga itu membuka 3.000 meter persegi per orang, diperkirakan lahan yang hilang untuk area pertanian mencapai 120 hektar.

Akibat perambahan warga dan tumbuhnya berbagai jenis gulma air itu, Rawa Dano terancam rusak. Saat ini kedalaman air sudah berkurang jauh dari masa-masa sebelumnya.

"Kalau dulu kami jajaki dengan bambu sepanjang 12 meter masih belum sampai dasar, sekarang kedalamannya tinggal enam atau tujuh meter," ungkap Walis. (sam)

Post Date : 12 Juli 2004