Sungai Citarum Kembali Meluap

Sumber:Kompas - 28 April 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, KOMPAS - Hujan deras yang mengguyur Bandung dan sekitarnya dalam dua hari terakhir menyebabkan Sungai Citarum kembali meluap. Akibatnya, ribuan rumah di bantaran tergenangi.

Kenaikan air sudah berlangsung sejak Selasa (26/4) malam dan mencapai puncak pada Rabu (27/4) dini hari. Setidaknya tiga kecamatan, yakni Majalaya, Baleendah, dan Dayeuhkolot, terdampak luapan Sungai Citarum.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, terdapat 6.400 rumah di Baleendah dan 3.400 rumah di Dayeuhkolot yang tergenang. Adapun banjir yang merendam 2.000 rumah di Majalaya sudah surut pada Rabu dini hari.

”Saat ini warga Majalaya masih waspada mengingat hujan masih turun di daerah hulu. Yang kami khawatirkan adalah Sungai Citarum kembali meluap saat kami tidak siap,” ujar Riki Waskito, warga Majalaya, Rabu (27/4).

Majalaya kerap tergenangi banjir apabila hujan di hulu. Hari Senin lalu, Citarum di kawasan ini juga meluap.

Meski cepat surut, banjir di Majalaya memiliki karakteristik arus yang deras dibandingkan dengan daerah lain yang digenangi Sungai Citarum.

Pantauan Kompas di Baleendah, genangan air belum juga surut di beberapa titik banjir, seperti Kelurahan Andir, Kelurahan Bojongasih, dan Kelurahan Baleendah. Beberapa jalan penghubung antarkecamatan tidak bisa dilalui kendaraan akibat genangan setinggi lutut orang dewasa. Akibat genangan di pusat Baleendah, para pengguna jalan mencari jalur alternatif. Hingga pukul 18.00 hujan masih turun di Bandung.

Karena sudah sering dilanda banjir, aktivitas warga setempat seolah tak terganggu. Warga yang pulang kerja tetap berjalan menembus air setinggi lutut untuk mencapai rumah. Pertokoan masih beroperasi, begitu pula kegiatan ekonomi lainnya. Warga yang rumahnya tidak lagi digenangi masih mengeluarkan air dan lumpur dari dalam rumah, sementara rumah yang masih terendam dibiarkan begitu saja.

Ketua RW 20 Kelurahan Baleendah, Jaja, menuturkan, baru 40 keluarga yang memutuskan untuk mengungsi ke Kantor Kelurahan Baleendah karena tidak memiliki tempat lain untuk mengungsi, seperti rumah sanak keluarga. ”Masih ada sekitar 150 keluarga yang bertahan di rumah mereka yang umumnya memiliki loteng,” ujar Jaja.

Menurut Jaja, banjir kali ini adalah yang paling parah sepanjang 2011. (ELD/RON)



Post Date : 28 April 2011