Sungai Musi Meluap, Musi Banyuasin Terendam

Sumber:Kompas - 28 Desember 2004
Kategori:Drainase
Sekayu, Kompas - Pemukiman warga dan lahan perekebunan di Kabupaten Musi Banyuasin yang berlokasi tidak jauh dari daerah alirana Sungai Musi, beberapa hari ini digenangi luapan Sungai Musi. Luapan air telah menggenangi bagian bawah rumah-rumah panggung di puluhan desa, di sepanjang daerah aliran Sungai Musi.

Menurut pengamatan Kompas akhir pekan lalu hingga Senin (27/12), wilayah yang terancam banjir tersebut merata hampir di seluruh kecamatan. Dari arah Palembang, selepas Betung, kondisi air sungai yang meluap sudah terlihat di sepanjang jalan antara Palembang-Lubuk Linggau, mulai ruas jalan di Kecamatan Lais dan Lumpatan.

Lokasi genangan air terparah terjadi di beberapa desa di Kecamatan Sekayu dan Kecamatan Babat Toman. Ketinggian genangan air sudah mencapai beberapa sentimeter di bawah lantai rumah panggung warga.

Di Kecamatan Sangadesa dan Lais, sebagian rumah panggung warga juga telah digenangi air. Sebagian warga terpaksa membangun jembatan kayu dari jalan beraspal yang belum diennagi air, agar bisa masuk ke dalam rumah mereka masing-masing.

Desa-desa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Musi di empat kecamatan yang sudah mulai digenagi air di antaranya Sugi Raya, Teburai, Kemang,Tanjung Raya, Mangun Jaya, Babat Toman, Kasmaran, Sereko, Sukarami, Sekayu, Bailangu, dan Lumpatan.

Di beberapa titik, air bahkan telah memakan sebagian badan jalan. Tidak ada peringatan bagi pengguna jalan tentang ancaman banjir maupun longsor dari instansi pemerintah. Sementara warga memasang sejumlah tong bertuliskan rawan longsor di tepi jalan.

Ruas Betung-Sekayu, merupakan jalan utama yang menghubungkan Palembang dengan kota Lubuk Linggau di Kabupaten Musi Rawas.

Tahun lalu, luapan air sungai melumpuhkan aktivitas transportasi yang melalui ruas tersebut. Akibat lainnya, banyak buah sawit milik masyarakat maupun perusahaan perkebunan, membusuk tidak bisa dipanen dan diangkut.

Pada Senin kemarin, air Sungai Musi sudah sama tingginya dengan badan jalan provinsi selebar tiga meter tersebut. Di beberapa titik, air sudah naik sampai ke pembatas jalan, seperti di Kecamatan Lumpatan. Ruas jalan sejauh lebih kurang 50 meter, sudah sejak lama tergerus erosi yang memakan sebagian badan jalan. Sementara pembangunan pembatas air dengan menanam tiang beton masih terus dikerjakan.

Air pasang juga mengancam warga di kota Sekayu. Di Kelurahan Serasan Jaya, misalnya, air sungai bahkan sudah limpas ke badan jalan sehingga tepian jalan tidak terlihat. "Sudah seminggu ini, pasang sungai mulai meninggi. Hari ini sudah sampai ke batas jalan," ujar Tohir, warga Serasan Jaya.

Air sungai yang semakin tinggi, merendam tiang-tiang penyangga rumah panggung warga sampai hampir ke bagian lantainya.

Saat malam, air pasang bahkan naik lebih tinggi sampai menggenangi rumah warga yang berjarak sekitar 100 meter dari pinggir sungai.

Banjir rutin

"Malam sebelumnya, air hampir masuk ke rumah. Tetapi, karena pasang semacam ini rutin terjadi setiap tahun, masyarakat dan pemerintah kabupaten menganggap ini sebagai hal sepele," kata Nafizal, warga Sekayu.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin, Indito Pramono, mengatakan pemkab belum melihat kondisi luapan Sungai Musi yang terjadi sepekan terakhir, sebagai ancaman serius. "Ini adalah gejala alam yang lumrah. Warga kami sangat paham risikonya bermukim di tepi sungai, sehingga mereka membuat rumah panggung. Kalaupun ada jalan yang tergenang, itu hanya di sejumlah ruas saja," kata Indito.

Sampai dengan Senin, lanjut Indito, pemkab belum mendata jumlah desa yang tergenang air. "Yang terpantau baru beberapa desa di Kecamatan Babat Toman yang memang rutin terkena banjir," kata Indito. (DOT/MUL)

Post Date : 28 Desember 2004