Suplai Air ke Pelanggan PDAM Terhenti

Sumber:Suara Merdeka - 09 Juni 2005
Kategori:Air Minum
BLORA - Air baku di Waduk Tempuran mulai habis. Sementara itu, debit di Ngampel tinggal 5 liter/detik dari kondisi normal 20 liter/detik. Akibatnya, suplai air ke ribuan pelanggan PDAM di Kota Blora terhenti total.

"Habis bagaimana lagi, air di Waduk Tempuran benar-benar habis sejak akhir Mei lalu sedangkan air di Ngampel juga tinggal 5 liter/detik," ungkap Dirut Teknis PDAM Blora Iskandar kepada Suara Merdeka, kemarin.

Dia mengemukakan, dengan kondisi seperti ini, dari 3.000 pelanggan di Kota Blora, yang masih bisa mendapatkan air dari PDAM adalah pelanggan di Perumnas, RSS Kunden, Kelurahan Ketangar, dan Kelurahan Karangjati yang berjumlah 1.000-an pelanggan.

Sementara itu, sisa pelanggan lainnya dengan jumlah sekitar 2.000 pelanggan tak mendapatkan air lagi. Sebagai konsekuensinya, PDAM tak akan menarik rekening pelanggan. Jika mereka membutuhkan air, PDAM menyarankan mereka untuk membentuk kelompok kecil dan mengajukan ke pihaknya. "Nantinya, PDAM akan mengedrop air dengan harga Rp 50.000 untuk setiap tangki."

Mangkrak

Berdasarkan pantauan di lapangan, air Waduk Tempuran terutama di sisi timur benar-benar habis. Mesin penyedot air milik PDAM mangkrak di atas lumpur. Dengan kondisi itu, praktis PDAM sama sekali tidak bisa menyedot air dari tempat tersebut.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kondisi air baku di Ngampel saat ini juga kritis . Artinya, jika pada hari-hari biasa bisa beroperasi 24 jam, saat ini mesin PDAM tinggal bisa beropersi 4 jam dan itu pun dengan debit yang sangat minim.

Air baku PDAM yang minim di setiap musim kemarau terjadi sudah relatif lama dan hingga saat ini belum ada solusinya. Menurut informasi, sebenarnya di wilayah Todanan ada beberapa sumber air dengan debit yang memadai.

Persoalannya, untuk mengeksploitasi sumber air itu memerlukan biaya yang besar sehingga sampai saat ini belum ada solusi bagaimana mengatasi air baku PDAM yang minim. Dengan demikian, dapat dipastikan setiap tahun terutama pada musim kemarau, penyakit tahunan PDAM (aliran air ke pelanggan tidak lancar) selalu kambuh.

Menurut keterangan Plt Direktur PDAM Riyanto, dengan berbagai alasan rencana untuk mengambil air dari Todanan saat ini sudah ditinggalkan. Sebagai gantinya, akan ada rencana mengambil air dari Bengawan Solo di Cepu. (ud-44j)

Post Date : 09 Juni 2005