|
GRESIK (Media): Empat desa di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim), terendam banjir akibat tanggul Kali Lamong jebol karena tidak kuat menahan luapan air. Keempat desa yang terendam banjir adalah Desa Tambak Beras, Desa Segunting, Desa Cerme, dan Desa Moworodi, sedangkan luapan air terjadi karena bagian hulu Kali Lamong di wilayah Kabupaten Lamongan diguyur hujan deras. Akibat peristiwa tersebut, sedikitnya 700 rumah dan 1.225 hektare tambak udang serta ikan bandeng di empat desa itu terendam setinggi sekitar 50 sentimeter hingga satu meter. Warga yang rumahnya terendam kini mengungsi ke desa lain yang tidak terkena banjir. Untuk mengevakuasi warga, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik melalui aparat desa setempat memberi bantuan perahu karet. Selain itu, pemkab juga menyuplai sejumlah obat-obatan guna mengantisipasi berbagai penyakit akibat banjir. ''Akibat banjir aktivitas masyarakat nyaris terhenti. Kita juga kesulitan air bersih. Satu-satunya air untuk minum mengandalkan air mineral bantuan dari Pemkab Gresik,'' kata Kepala Desa Tambak Beras Awari Sanusi. Menurut beberapa warga yang ditemui Media di lokasi, kemarin, banjir kali ini merupakan peristiwa terburuk selama 22 tahun terakhir. ''Belum pernah di desa ini ada banjir sedemikian besar. Selama kita hidup di sini aman-aman saja,'' kata Jufri Ardianto, warga Desa Tambak Beras. Akibat banjir, para petambak menderita kerugian sekitar Rp12 miliar dengan perhitungan setiap hektare tambak menghasilkan uang sebesar Rp10 juta. Kerugian belum termasuk yang diderita petani padi. Jufri mengaku memiliki enam hektare tambak udang. Musibah banjir mengakibatkan hasil tambaknya tidak bisa dipanen karena terbawa arus air. Di Cilacap Sedangkan hujan deras yang terus-menerus mengguyur wilayah Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), menyebabkan 3.081 hektare areal tanaman padi siap panen terendam. Dari luas tersebut, dipastikan 393 di antaranya puso, sehingga para petani kehilangan lebih dari 2.700 ton padi. Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap menyebutkan, areal persawahan yang dinyatakan puso berada di wilayah Kecamatan Wanareja seluas 95 hektare, Sidareja 89 hektare, Kawunganten 35 hektare, Kroya 29 hektare, dan di Kecamatan Adipala seluas 149 hektare. Jika hujan terus terus berlangsung, dikhawatirkan banjir meluas. Hingga kemarin, ketinggian air yang mencapai sekitar 30 sentimeter hingga 50 sentimeter itu belum menyurut sebab hujan masih terus mengguyur. Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap Moch Harnanto, kemarin, mengatakan banjir yang menggenangi sawah di kabupaten ini sudah berlangsung sekitar dua pekan. ''Dengan adanya tanaman padi yang puso akibat terendam banjir, dipastikan hasil panen di Cilacap menjadi berkurang. Secara keseluruhan tanaman padi untuk musim tanam Oktober-Maret mencapai 63.000 hektare. Tetapi, dari jumlah tersebut seluas 3.000 hektare lebih terendam, dan 393 di antaranya puso,'' kata Harnanto. Selain itu, hujan juga mengakibatkan kualitas tanaman padi menjadi buruk, sehingga harga gabah kering panen di pasaran anjlok sampai Rp800 hingga Rp900 per kilogram (kg). Harga itu jauh dari standar yang ditetapkan Badan Urusan Logistik (Bulog), yaitu Rp1.230 per kg. Sementara itu, banjir susulan masih mengancam wilayah Kabupaten Serang, Banten. Cuaca mendung disertai hujan gerimis sepanjang hari, kemarin, membuat warga yang tempat tinggalnya terendam banjir sejak Minggu (7/3) malam, ketakutan. Aliran Kali Banten yang membelah Kota Serang setelah banjir bandang Minggu malam lalu hingga kemarin masih berair keruh akibat curah hujan di bagian hulu masih tinggi. Meski demikian, ketinggian air di lokasi banjir mulai surut. Menurut Dadang, warga Perumahan Citra Gading, genangan air di dalam rumahnya yang sempat mencapai ketinggian sekitar 50 sentimeter, Senin (8/3) malam, mulai surut. Banjir di wilayah Kabupaten Serang selain merendam ribuan rumah penduduk juga menyebabkan ratusan hektare sawah tergenang setinggi 20 sentimeter hingga 50 sentimeter. Sawah yang tergenang air antara lain berada di wilayah Kecamatan Ciruas, Walantaka, dan Kecamatan Curug. (FL/LD/BV/N-2) Post Date : 10 Maret 2004 |