Tangsel Butuh 40 TPS Terpadu

Sumber:Republika - 02 Januari 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta
PAMULANG - Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, harus menggencarkan pembangunan tempat penampungan semenara (TPS) terpadu. Keberadaan TPS yang menerapkan sis tem reuse,reduce, danrecycle(3R) di nilai dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA). 
 
"Harus kita bangun, minimal satu TPS 3R di satu kelurahan sehingga sampah bisa dikurangi," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Tangsel Rahmat Salam kepada Republikabaru-baru ini. 
 
Rahmat menjelaskan, tanpa adanya pengelolaan sampah di tingkat masyara kat maka TPA Cipeucang yang baru diresmikan pada medio tahun lalu tidak akan berusia lama. "Sebentar sa ja sudah penuh. Karena itu, sumbernya harus diminimalisasi," ujar dia. 
 
Saat ini, Kota Tangsel hanya memiliki 14 TPS 3R. Kota yang berdiri sejak 2008 lalu itu memiliki 54 kelurahan. Artinya, Kota Tangsel masih membutuhkan 40 TPS yang menerapkan sistem reuse,reduce, danrecycle(3R). 
 
Pembangunan TPS 3R dan bank sampah ini juga dapat menjadi solusi pengelolaan sampah pasar. Bank sampah merupakan alternatif lain agar jum lah sampah yang masuk ke TPA bisa diminimalisasi. Rahmat menerangkan, sampah pasar seharusnya tidak terus-menerus menjadi masalah. 
 
Dia juga menjelaskan, sampah yang diproduksi dari aktivitas jual-beli ma syarakat seharusnya bisa dikelola men- jadi bank sampah dan kompos. Pengubahan sampah menjadi kompos inilah yang membutuhkan TPS 3R. "Sampah pasar, seperti sisa sayuran, itu sangat bagus untuk menjadi kompos," kata dia. 
 
Menurut Rahmat, pihaknya sudah mengampanyekan ke masyarakat di tingkat kelurahan untuk membangun TPS 3R. BLHD Kota Tangsel juga menyosialisasikan pembangunan bank sampah. 
 
Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangsel Chaerul Saleh mengatakan, pihaknya berupaya untuk terus menam bah jumlah TPS 3R. Sebab, debit sampah ke TPA Cipeucang sudah cukup deras. 
 
Keberadaan TPS 3R yang ditopang dengan bank sampah diharapkan dapat memilah sampah yang masuk ke TPA Cipeucang. "Yang dibuang hanya sampah berbahaya. Kalau sampah, seperti botol, bisa menjadi nilai ekonomis untuk masyarakat," kata dia. 
 
Namun, dia mengatakan, pengadaan bank sampah di 54 kelurahan masi h terkendala lahan. Saat ini, pihakny a sedang berupaya mencari lahan fasilitas sosial fasilitas umum (fasos fasum) yang bisa digunakan sebagai lokasi TPS 3R. (c91, ed: ratna puspita)


Post Date : 02 Januari 2013