Terdapat 72 Daerah Rawan Banjir di DKI

Sumber:Suara Pembaruan - 10 November 2006
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA] Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI, Wishnu Subagyo, mengemukakan bahwa instansi itu baru mampu mengendalikan enam dari 78 daerah rawan banjir di Ibukota. Dengan demikian, 72 daerah rawan banjir di DKI belum terkendali.

"Kalau curah hujan tinggi di hulu dan hilir secara bersamaan, maka 78 daerah di Jakarta berpotensi banjir. Tapi tahun ini, kami sudah bisa mengendalikan enam titik dari 78 daerah itu," kata Wishnu, yang ditemui Pembaruan, seusai rapat Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Pengendalian Banjir, di Balai Kota, Rabu (8/11).

Keenam daerah rawan banjir yang telah dikendalikan DPU DKI, yaitu Pinangsia Glodok, Serdang Sumur Batu, Bundaran Hotel Indonesia, Grogol, Rawa Kepa dan Tanjung Duren.

Wishnu mengungkapkan, DPU DKI sudah memiliki rencana kerja untuk mengendalikan 25 dari 78 daerah berpotensi banjir di DKI terhitung mulai 2004 hingga 2009.

"Kami targetkan dapat mengendalikan enam titik rawan banjir lagi pada 2007. Sehingga di tahun depan, sudah 12 daerah berpotensi banjir di ibu kota yang dapat dikendalikan," ujar Wishnu.

Enam lokasi rawan banjir yang akan dikendalikan DPU DKI pada 2007, lanjutnya, antara lain Teluk Gong, Kapuk Muara, Pademangan Barat, Kelapa Gading, ASMI Perintis dan Pasar Jumat.

Menurut dia, setiap musim penghujan, DKI selalu menerima kiriman air dengan debit yang cukup besar dari tujuh hulu sungai yang berada di Ciledug, Sawangan, Ciganjur, Katulampa, Depok, Cimanggis dan Pondok Rangon.

Itu sebabnya, DPU DKI telah menyiapkan early warning system (sistem peringatan dini) untuk memantau ketinggian muka air di ketujuh hulu sungai itu dan mengendalikan enam daerah aliran sungai (DAS) dan 16 pintu air yang terhubung dengan ketujuh hulu tersebut.

Dia mencontohkan, jika ketinggian muka air di Ciledug melebihi batas normal, maka DPU akan memberikan peringatan dini bagi kawasan yang dilalui DAS Kali Angke, khususnya untuk daerah Duri Kosambi dan Rawa Buaya yang berpotensi tergenang.

"Untuk mengendalikan genangan di dua daerah rawan itu, kami cukup melakukan pengendalian di Pintu Air Cengkareng Drain," kata Wishnu.

Mekanisme penyampaian peringatan dini dimulai dari pemantauan muka air di enam DAS di Angke Hulu, Pesanggrahan, Krukut Hulu, Ciliwung, Cipinang Hulu dan Sunter Hulu.

Hasil pemantauan itu, disampaikan ke DPU dan Satkorlak Pengendalian Bencana yang dikoordinir ileh Dinas Trantib dan Linmas DKI. Selanjutnya, peringatan dini diteruskan ke lima wilayah kotamadya, hingga ke kelurahan dan RT/RW.

"Masyarakat dapat langsung menanyakan informasi atau memberikan informasi mengenai banjir dengan menghubungi posko piket banjir DPU di nomor 3843250," kata Wishnu.

Siaga 24 Jam

Hal senada juga dikatakan Kepala Dinas Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) DKI, Haryanto Badjoeri. Menurut dia, masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang selama ini rawan banjir dapat mengecek prakiraan hujan untuk mengantisipasi banjir dengan menghubungi posko Satkorlak Satkorlak Pengendali Bencana dan Penanganan Pengungsi (PBP) DKI.

"Untuk mengantisipasi musim hujan, petugas kami sudah disiagakan selama 24 jam di Krisis Center Satkorlak PBP, mulai awal November. Bagi warga yang ingin mengetahui perkembangan cuaca dan banjir dapat menghubungi nomor 3823113 atau 3500000," ujar Haryanto. [J-9]



Post Date : 10 November 2006