Terendam Banjir, Pasar Terpaksa Dipindahkan

Sumber:Koran Tempo - 24 April 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PALOPO - Banjir yang merendam Desa Mari-mari, Kampung Baru, Kecamatan Sabbang, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, membuat kegiatan masyarakat terganggu. Kegiatan pasar di desa tersebut terpaksa dipindahkan untuk sementara ke pinggir jalan raya kemarin.
 
Dari pantauan Tempo, sejumlah pedagang menggelar dagangannya di sisi kiri dan kanan jalan. Pasar Mari-mari terendam akibat hujan deras yang membuat air Sungai Saluampak, yang terletak di perbatasan Luwu Utara dan Luwu, meluap sejak Ahad malam lalu. Jarak antara pasar dan sungai memang hanya sekitar 10 meter.
 
Hingga kemarin pasar masih terendam. Sejumlah toko terlihat kemasukan air hingga setinggi betis. "Banjir kali ini sudah yang kelima dalam bulan ini saja," kata Yusuf, salah satu pedagang di Pasar Mari-mari, kepada Tempo kemarin.
 
Selain di Luwu Utara, beberapa desa di Kabupaten Luwu terendam air, Minggu malam lalu. Desa yang terendam antara lain Pongko, Salutubu, di Kecamatan Walenrang Utara. Air Sungai Salutubu meluap sekitar dua jam dan merendam puluhan rumah di desa itu.
 
Bahkan, di Desa Pongko, ruas jalan yang menghubungkan ke Lorong To' Monto sudah nyaris putus akibat terkikis air. Ruas jalan itu kini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Warga khawatir, jika air sungai meluap lagi, ruas jalan itu akan benar-benar putus. Puluhan warga di dalam lorong itu dipastikan akan terisolasi lantaran tidak akses jalan lain.
 
"Sebenarnya kami sudah lama meminta kepada pemerintah untuk membuat tanggul di sisi jalan. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi," kata Rais, warga To'monto, kepada Tempo.
 
Banjir susulan yang terjadi di Desa Pongko kemarin lebih parah dari sebelumnya. Sejumlah rumah dilaporkan rusak akibat diterjang banjir. "Rumah bagian dapur saya hanyut dibawa air," kata Sampe, warga Pongko. Menurut dia, banjir kali ini yang terparah dibanding sebelumnya. Begitu derasnya, hujan sampai merendam pasar di Desa Pongko.
 
Camat Walenrang Utara, Umar Alatas, mengatakan pihaknya sudah meminta Pemerintah Kabupaten Luwu membantu masyarakat di Desa Pongko. Jika kondisi itu dibiarkan terjadi, Umar khawatir jalan itu akan putus.
 
"Daerah itu merupakan salah satu penghasil besar beras. Saat ini musim panen sudah tiba. Petani terpaksa mengeluarkan biaya besar untuk mengangkut padinya dengan menggunakan sepeda motor. Mobil pengangkut tidak bisa masuk," katanya. MUHAMMAD ADNAN HUSAIN


Post Date : 24 April 2012