Tinggi, Pencemaran akibat Sampah di Pasar Johar

Sumber:Suara Merdeka - 06 April 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
SEMARANG - Potensi pencemaran udara akibat sampah di Pasar Johar ternyata paling parah. Tiap hari, paling tidak tercatat 126 meter kubik sampah menumpuk di kawasan Yaik Permai dan Kanjengan. Volume itu terhitung paling besar di antara pasar tradisional lain yang hanya di kisaran 0,5-4 m3.

Total sampah yang dihasilkan 40 pasar tradisional Kota Semarang mencapai 255,5 m3/hari. Untuk membersihkannya, Dinas Pasar terpaksa memfungsikan 80 container sampah. Sekitar 33 pasar tradisional hanya membutuhkan satu container, dan enam pasar lainnya memerlukan 4-12 container.

''Karena Johar adalah pasar induk, tumpukan sampah di sini setiap hari selalu tinggi. Paling tidak, dalam sehari dinas harus memanfaatkan 31 container. Volume sampah paling sedikit ada di Pasar Tanah Mas, Pasar Manyaran, Pasar Gunungpati, dan Pasar Udan Riris,'' ujar Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Tommy Yarmawan Said, kemarin.

Untuk mengurangi beban pencemaran tersebut, dia pernah memprogramkan pengolahan sampah menjadi pupuk organik. Apalagi sekitar 70 % sampah yang ada di pasar tersebut berasal dari unsur organik seperti sayur, buah, ikan atau makanan jadi. Selama ini, pihaknya sudah melakukan uji coba pengolahan pupuk di Pasar Gayamsari.

Berdasar hasil penelitian Fakultas Pertanian UGM, uji laboratoium pupuk organik tersebut menunjukkan kualitas bagus. Bahkan hasil olahan sampah di pasar tradisional itu mengantongi sertifikasi kelayakan mutu. Bila pengolahan serupa dapat dilakukan, tumpukan sampah dipastikan dapat berkurang hingga 70 %.

''Persoalannya memang terletak pada perilaku. Baik mengubah kebiasaan masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah maupun ketakutan petani untuk menggunakan penyubur selain pupuk kimia. Sebab kecenderungan masyarakat kita adalah takut mencoba sesuatu yang baru,'' kata Edi Waluyo, Wakil Ketua Yayasan Bintari. (rei-84m)



Post Date : 06 April 2005