TPA Cipeucang Terkendala Lahan

Sumber:Koran Sindo - 21 Maret 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
TANGERANG – Persoalan sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih menjadi masalah serius. Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel membuat tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) tidak maksimal,karena tidak adanya tempat pembuangan akhir (TPA).
 
Sementara rencana pembangunan TPA Cipeucang masih terkendala lahan. Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, TPA Cipeucang masih terkendala lahan. Dari 10 yang dibutuhkan sekitar 10 hektare, saat ini baru sekitar 2,4 hektare yang ada. “Masih ada kendala soal lahan,” jelasnya kemarin. Airin pun menambahkan sistem dan manajemen TPA Cipeucang harus diperhitungkan secara benar.
 
Bahkan,setiap lubang untuk sanitary landfill harus dihitung secara tepat agar menghasilkan sistem dan manajemen yang baik pula. “Penghitungan harus akurat, agar jangan sampai TPA yang seharusnya bisa digunakan 10 tahun itu hanya bisa digunakan satu tahun,”ujar Airin. Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKP) Kota Tangsel Chairul Shaleh mengatakan, sampai saat ini TPA Cipeucang memang belum dikelola dengan baik. 
 
Permasalahan yang terjadi karena warga yang bertempat tinggal di sekitar TPA Cipeucang menolak lahannya dijual dalam rencana perluasan lahan TPA itu. “Selain itu, jalan menuju TPA juga masih belum dibenahi. Truk pembawa sampah belum leluasa memasuki TPA itu karena jalan yang cukup kecil,” ujarnya. Meski begitu, dirinya mengatakan telah ada investor dari Swiss yang berencana mengelola TPA Cipeucang. 
 
Rencananya, sampah yang dihasilkan di TPA tersebut diproduksi menjadi tenaga listrik oleh investor. “Investor dari Swiss tersebut ingin sekali mengelola sampah di TPA Cipeucang. Semacam kerja sama mengelola sampah di TPA Cipeucang menjadi penghasil gas metana sebagai energi listrik,” kata Shaleh. Selain itu, ada dua investor lain dari dalam negeri dan luar negeri yang menawarkan kerja sama dalam pengelolaan TPA. 
 
Meski mendapatkan tawaran kerja sama itu, Pemkot Tangsel mengaku harus melakukan kajian terlebih dahulu. “Butuh kajian untuk melakukan kerja sama itu, jadi tidak semudah itu kami membuka tangan. Maka kami minta mereka untuk mempresentasikan niat dari pengelolaan sampah itu,” terangnya. denny irawan


Post Date : 21 Maret 2012