TPA Kopiluhur Keluarkan Gas Berbahaya

Sumber:Pikiran Rakyat - 11 April 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
CIREBON, (PR).-Tempat penampungan akhir (TPA) sampah Kopiluhur di Ds. Argasunya Kec. Harjamukti Kab. Cirebon, diindikasikan telah mengeluarkan gas beracun berbahaya jenis metan. Bila tidak segera diantisipasi, besar kemungkinan gas berbahaya itu bisa merenggut nyawa orang yang berada di radius terdekat dari TPA.

LSM YLBH (Yayasan Buruh dan Lingkungan Hidup) Cirebon mengungkapkan indikasi berbahaya dari tumpukan sampah di Kopiluhur, kepada wartawan, Minggu (10/4), LSM itu mengemukakan hasil penelitian TPA yang selama ini menampung seluruh sampah dari masyarakat kota.

"Kami sarankan agar masyarakat berhati-hati. TPA itu mengeluarkan gas beracun berbahaya sejenis metan," tutur Direktur YLBH Yoyon Suharyono. Dituturkan, pihaknya telah melakukan serangkaian penelitian dan pengamatan di kawasan TPA itu. Hasil pengamatan menunjukkan indikasi keberadaan, gas berbahaya itu ke luar dari sela-sela udara di tumpukan sampah.

Gas beracun jenis metan, menurutnya, berada di TPA tersebut akibat sistim penumpukan sampah yang terkesan asal-asalan. TPA Kopiluhur, selama ini tidak menggunakan sistim penumpukan dengan cara landenform (dilapisi tanah). Sampah ditumpuk dan dibiarkan begitu saja di udara terbuka tanpa ada upaya antisipasi terhadap kemunculan gas berbahaya.

Selama ini, katanya, di kota-kota besar penumpukan sampah menggunakan cara landenform, yakni mencampuri tumpukan sampah dengan tanah. "Tanah itu berfungsi sebagai penetral terhadap kemungkinan munculnya gas. Selain itu juga, mempercepat penguraian. Di TPA Kopiluhur, sampah ditumpuk begitu saja tanpa memperhitungkan bahaya akibat keluarnya gas metan," tutur dia.

Indikasi keluarnya gas metan, tambah Yoyon, kini makin terlihat dipercepat oleh cuaca di Kota Cirebon. Dalam dua pekan ini, terjadi perubahan cuaca yang sangat ekstrem, yakni pada siang hari panas dan sore hari tiba-tiba hujan deras. "Perubahan cuaca yang ekstrem ini makin mempercepat kemunculan gas. Kondisi ini memungkinkan munculnya gas metan berbahaya," tutur Yoyon.

YLBH meminta agar Pemkot, Dinas Kebersihan dan Dinas Kesehatan segera mengantisipasi, jangan sampai menunggu jatuhnya korban. (A-93)



Post Date : 11 April 2005