TEMPAT pembuangan sampah (TPA) liar di komplek pergudangan Pantai Indah Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang sudah ada sejak sekitar empat tahun lalu atau sejak komplek pergudangan ini ada. Semula tumpukan sampah tidak berada di dekat laut. Namun seiring dengan dibangunnya lahan, tumpukan sampah lama ditimbun lokasi pembuangan juga ikut bergeser.
Suratmi, salah satu pemulung yang ditemui Jurnal Nasional di lokasi mengatakan ia sudah empat tahun di tempat tersebut. “Katanya punya PT Parung Harapan (pengelola komplek pergudangan),” kata Suratmi, Rabu (7/10). Bersama suaminya dan tujuh pemulung lainnya setiap hari ia memunguti limbah sisa-sisa opersional gudang yang bisa dijual.
Tak harus keluar area gudang jika ingin menjual hasil memulungnya. Di lokasi yang sama menunggu juragan sampah yang siap menimbang. Wanita asal Wonogiri, Jawa Tengah ini menuturkan ia ada di sini sejak gudang hanya berjumlah puluhan saja. Sajak saat itu sampah dari gudang sudah ditumpuk dan dibakar. Sekarang jumlah gudang sudah seribu lebih.
Dalam sehari ada sekitar 8 sampai 9 mobil pikap membuang sampah di sini. Isinya macam-macam mulai dari kayu, kain, kertas, karton, stereofoam, busa, hingga plastik. Menurutnya tidak ada truk sampah Dinas Kebersihan yang mengangkut sampah dari tempat tersebut.
Oscar, Kepala Bagian Umum PT Parung Harapan pengelola komplek pergudangan masih membantah keberadaan tempat pembuangan sampah liar tersebut. “Lahan kami yang masih tersisa ada 100 hektar dan untuk gudang bukan untuk buang sampah,” katanya.
Dari sekitar 1.500 unit gudang di komplek tersebut, dihasilkan sampah seberat 10 ton setiap harinya. Jumlah volume sampah inilah yang tidak erangkut armada dinas. Kepala Dinas Kebersihan Kabupaten angerang, Heri Heryanto membantah ada kerja sama membuang sampah. "Belum ada kerja sama,” katanya. Ia juga belum mengetahui adanya tempat pembuangan liar di lokasi tersebut meski sudah lama beroperasi. Suriyanto
Post Date : 08 Oktober 2009
|
