TPA Pasir Impun Jadi Taman Abdi Negara

Sumber:Pikiran Rakyat - 21 Desember 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG, (PR).-Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan, merupakan masalah perkotaan yang membutuhkan penanganan kolektif. Untuk itu, perlu dukungan yang sinergi antara pemerintah dan masyarakat guna meningkatkan daya dukung dan daya akomodasi lingkungan.

Demikian diungkapkan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, dalam acara peresmian Taman Abdi Negara di bekas lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Pasir Impun, Kota Bandung, Rabu (20/12). Dalam acara itu, hadir H. Bunyamin Dudih, H. Matin Burhan, dan Ketua Korpri Kota Bandung Nanang Sudjana serta sesepuh Jawa Barat, H. Abong Koesman.

"Guna meningkatkan daya dukung lingkungan, taman dan hutan kota perlu direvitalisasi dan direhabilitasi, karena luas lahan kritis di Jawa Barat masih luas," ujarnya. Danny berharap, selain dibuat taman, sebagian lahan di TPA Pasir Impun dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi lingkungannya. Misalnya, dengan menanam rumput gajah dapat digunakan untuk pakan sapi.

Taman Abdi Negara menambah luas ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bandung, setelah peresmian taman kota di bekas SPBU Sukajadi, 12 Desember 2006 lalu. Dengan luas 4,1 ha, taman tersebut diprakarsai Korpri Kota Bandung. TPA Pasir Impun ditutup Februari 1999 setelah beroperasi 10 tahun. Namun tahun 2005 lalu, sempat dibuka kembali untuk membantu upaya penanganan darurat sampah menjelang Konferensi Asia Afrika (KAA).

Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan, alih fungsi TPA menjadi ruang terbuka hijau merupakan kebutuhan. Menurut dia, Kota Bandung selama ini telah kehilangan RTH dalam jumlah cukup besar.

Dari luas wilayah 16.729 ha, hampir 80% menjadi kawasan terbangun dan hanya 20% berupa ruang terbuka. Akibatnya, keseimbangan alam terganggu, bahkan 20 tahun terakhir, Kota Bandung harus memikul beban berat, terjadinya krisis ketersediaan air bersih, meranggasnya pohon-pohon pelindung, dan pekatnya pencemaran udara.

Dikatakan Dada, lokasi lain yang akan dialihfungsikan menjadi taman, di antaranya eks TPA Cicabe seluas 4 ha, Cipedes, Sukajadi (1,5 Ha), dan Lapang Abra di Punclut, Kel. Ciumbuleuit. "Dengan demikian, sedikitnya terdapat 507 taman dan hutan kota yang tersebar di kawasan Kota Bandung," katanya.

Pengolahan sampah

Terkait pengolahan sampah di Gedebage, Danny menilai, rencana Wali Kota Bandung tersebut setidaknya dapat menampung sampah di bagian timur Kota Bandung. "Tapi, di bagian barat juga tetap harus difasilitasi dengan adanya TPA Sarimukti. Saat ini paradigmanya, TPA menjadi tempat pengolahan sampah terpadu. Selain ada tempat pembuangan, sampah juga diolah," tuturnya.

Senada dengan Danny, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, Agus Rahmat menilai, TPA yang cocok untuk Metropolitan Bandung adalah Leuwigajah (bagian barat) dan Citiis atau Legoknangka (bagian timur).

"Pengelolaan sampah di Gedebage, merupakan kebijakan yang diusung Pemkot Bandung. Apa pun teknologi yang dipilih, sepanjang kajiannya dapat dipertanggungjawabkan, hasilnya dapat positif," ucapnya. Danny menambahkan, untuk pengelolaan sampah dengan metode waste to energy (WTE), perlu dikaji bentuk sumur resapan air limbah sampah, kalori yang dihasilkan, dan prosesnya. "Tujuannya sama, untuk penanganan sampah. Asal, teknologi yang digunakan sesuai aturan," ujarnya. (A-113/A-158)



Post Date : 21 Desember 2006