Turap Banjir Kanal Barat Ambrol Sepanjang 40 Meter

Sumber:Kompas - 28 Desember 2004
Kategori:Drainase
Jakarta, Kompas - Turap sungai Banjir Kanal Barat sepanjang 40 meter yang terletak di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (27/12) dini hari, ambrol. Akibatnya, sebagian pinggir Jalan Administrasi Negara I longsor. Pekerjaan turap yang dilaksanakan oleh PIPWSCC Departemen Pekerjaan Umum dengan kontraktor PT Gompar Paluga Jaya itu belum sempurna sehingga aliran air sungai yang pada Minggu sebelumnya sangat deras langsung menghempas turap. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 70 juta.

Sebenarnya, pengerukan dasar sungai untuk mengantisipasi banjir sudah gencar dilakukan akhir-akhir ini. Sayangnya, pengerukan itu tidak dapat mengimbangi derasnya aliran sungai akibat hujan lebar bebertapa hari terakhir.

Sejauh pengamatan Kompas di Jakarta, Senin (27/12), ambrolnya turap tersebut membuat sebagian ruas jalan retak-retak. Pengemudi kendaraan bermotor dan pejalan kaki yang melintas ruas jalan tersebut harus berjalan ekstra hati-hati.

Turap tersebut hanya terletak sekitar 100 meter dari Pintu Air Pejompongan. Dari 250 meter turap yang ada, sepanjang 40 meter sudah ambrol ke badan sungai. Sisanya yang sudah retak-retak itu terlihat tinggal menunggu waktu saja.

Warga mengkhawatirkan, kerusakan turap itu akan membuat jalanan tersebut terputus. Atas peristiwa itu, Wali Kota Jakarta Pusat H Muhayat langsung meninjau lokasi bersama jajaran Kecamatan Tanah Abang dan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

Menurut Muhayat, kerusakan itu harus segera diperbaiki, agar tidak menyebabkan kerusakan lebih parah lagi, terutama memasuki musim hujan.

"Coba bayangkan, ambrolnya turap ini bisa saja membahayakan pejalan kaki, pengemudi kendaraan, dan rumah-rumah di daerah ini. Karena itu, perbaikan turap harus secepatnya dilakukan," kata Muhayat.

Di hadapan Wali Kota Jakarta Pusat, Kepala Seksi Pekerjaan Umum Tata Air DKI Sihombing menjelaskan, ambrolnya turap itu diduga akibat pengerukan dasar sungai, sehingga dinding turap tidak memiliki pijakan lagi.

Beton Belum Kering

Secara terpisah, Pimpinan Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai PIPWSCC Departemen PU Bambang Sutjipto Yuwono mengatakan, turap ambrol bukan karena pengerukan sungai namun karena beton untuk menurap terburu-buru ditimbun tanah padahal kondisinya belum benar-benar kering. Ketika turap dihempas air, beton tidak kuat dan ambrol.

"Sebenarnya dari 250 meter itu, 210 meter sudah selesai. Rupanya, kontraktor terburu-buru ingin cepat selesai. Memang tenggang waktu pengerjaan sudah harus rampung sehingga mereka mengejar target. Kerugian itu semua menjadi tanggung jawab kontraktor karena masih dalam masa pemeliharaan," tegas Bambang.

Akibat ambrolnya turap, fungsi jalan menjadi terganggu. Pekerjaan pun menjadi molor hingga tiga minggu. "Mereka harus mengecor lagi dari awal sepanjang 40 meter dengan ketinggian tiga meter, ketebalan 20 meter," jelas Bambang.

Sebelumnya, pada akhir tahun 2003, tanggul di Pintu Air Karet juga jebol diterpa hujan lebat dan angin kencang. Waktu itu, menurut Pimpinan PIPWSCC Wahyu Hartomo, tanggul selesai diperbaiki dalam sepekan. Sekarang, di tempat sama, turap kembali longsor. Hal ini cukup membuat warga bertanya-tanya, apakah turap benar-benar diperbaiki.

Sebelumnya, Departemen PU sendiri sudah mengatakan, adanya sejumlah tanggul dan turap yang rawan longsor. Ternyata, hal itu sudah terjadi.

Untuk mengantisipasi longsornya tanggul yang kritis, Departemen PU bekerja sama dengan Dinas PU DKI Jakarta akan menyusuri sungai sambil mengidentifikasi tanggul-tanggul yang kritis.

"Kami mengadakan program walking throuh. Dua hari kami susuri sungai-sungai, ternhata ada sejumlah tanggul yang kristis, seperti di sepanjang Sungai Laya yang merupakan anak Kali Cipinang. Ya kalau ada yang kritis, kami akan perbaiki," kata Bambang.

Sementara itu, ketinggian muka air sungai seperti Kali Ciliwung, Pesanggrahan, Cengkareng Drain, Cipinang, dan Banjir Kanal Barat mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif. Hingga pukul 19.00, kondisi muka air masih cukup tinggi dan memasuki siaga tiga dan empat.

Di pintu air Sawangan, ketinggian mencapai satu meter, turun dari Minggu sebelumnya yang mencapai dua meter. Di stasiun pengamat Kebon Jeruk, ketinggian air mencapai 1,9 meter, melebihi kondisi normal 1,5 meter. Cengkareng Drain mencapai 2 meter, melebihi kondisi normal 1,9 meter.

Ketinggian air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Kota Bogor, Senin petang sekitar pukul 18.40 mendadak meningkat menjadi 120 sentimeter akibat hujan deras. Petugas bendung Kantulampa Kota Bogor, Andi Sudirman mengatakan, posisi itu bertahan sampai pukul 20.30. Bila tetap tinggi, pintu air Manggarai diperkirakan akan naik juga Selasa (28/12) dini hari. (IVV/OSA/PUN)

Post Date : 28 Desember 2004