Warga Jelekong Keluhkan Sampah

Sumber:Kompas - 31 Agustus 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Bandung, Kompas - Warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Jelekong mengeluh. Ini karena volume sampah yang dibuang ke lokasi tersebut semakin meningkat. Sampah yang ada di lokasi itu berasal dari Kota Bandung, Pasar Induk Caringin, serta Cimahi, dan bisa mencapai 2.842 meter kubik per hari.

Menurut Riswanto, Kepala Subseksi Pengaturan Pembuangan Sampah TPA Jelekong, volume sampah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan empat bulan lalu yang hanya mencapai 386 meter kubik per hari atau sekitar 310 rit. Peningkatan ini akibat ditutupnya TPA Pasir Impun dan Cicabe 30 April lalu.

Setelah TPA Leuwigajah longsor, pemerintah untuk sementara membuka TPA Pasir Impun dan Cicabe. Tapi hanya sebulan, yakni sejak tanggal 1 hingga 30 April lalu, ujar pria yang sudah 15 tahun bekerja di TPA Jelekong ini, Selasa (30/8).

Akibat menggunungnya sampah di TPA Jelekong, warga di sekitar TPA, yakni Desa Warga Mekar, Kecamatan Baleendah, mengeluhkan dampaknya. Kalau bau mah wajar, tapi lainnya tuh bising. Sering kali kendaraan sampah yang lewat juga ngebut, jadi warga waswas. Nyamuk dan lalat juga tambah banyak, papar Heni (39), warga RT 05 RW 04 Desa Warga Mekar.

Pengangkutan sampah ke TPA Jelekong berlangsung mulai pukul 06.00 hingga pukul 18.00 setiap hari. Tidak kurang dari 75 unit kendaraan pengangkut sampah dengan volume enam hingga sepuluh meter kubik hilir mudik di sepanjang jalan TPA Jelekong Desa Warga Mekar. Dalam sehari, masing-masing kendaraan tersebut mampu mengangkut sampah hingga tiga kali.

Sementara itu, Supini (45), warga RT 02 RW 03, menuturkan, air yang biasa digunakan irigasi kini mulai tercemar air lindi dari sampah TPA Jelekong. Akibatnya, padi yang ditanam hasilnya kurang bagus. Selain itu, ikan-ikan di kolam penduduk banyak yang mati.

Selain soal pencemaran air dan kebisingan, Junaidi (40) yang saat itu bersama Supini mengatakan dia tidak tahan dengan bau sampah. Yang paling bau tuh sampah dari Caringin sama Cimahi. Apalagi kalau air lindi atau sampahnya ada yang tercecer di jalan, ujar Junaidi.

Penyemprotan

Untuk mengurangi dampak tersebut, Riswanto mengatakan, pihak pengelola TPA Jelekong melakukan penyemprotan lalat dua kali dalam sebulan. Selain itu, melengkapi setiap kendaraan pengangkut sampah dengan terpal dan jaring. Keduanya digunakan untuk menutup sampah agar tidak tercecer saat diangkut.

Kalau masih ada yang tercecer, itu murni kelalaian sopir dan kenek, demikian Riswanto.

TPA Jelekong memiliki luas 10 hektar dan mampu menampung sampah 700 meter kubik per hari. Sementara produksi sampah Kota Bandung saja mencapai 7.500 hektar per hari. TPA ini terletak sekitar 12 kilometer selatan Kota Bandung di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. (d07)

Post Date : 31 Agustus 2005