Warga Keluhkan Limbah TPA

Sumber:Koran Sindo - 15 Desember 2008
Kategori:Air Limbah

BINJAI (SINDO) – Warga yang bermukim di daerah aliran sungai (DAS) di Kelurahan Mencirim,Binjai Timur, mengeluhkan kotornya aliran Sungai Mencirim sejak tiga bulan terakhir. 

Sejumlah warga setempat saat ditemui SINDO menyatakan, air Sungai Mencirim yang kotor diduga sudah dicemari limbah sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) di Lingkungan IX Kelurahan Mencirim,BinjaiTimur,sejak tiga bulan terakhir.“Sejak tiga bulan belakangan ini, air Sungai Mencirim yang biasa kami pakai tampak sedikit jorok. Ini kemungkinan akibat limbah sampah dari TPA yang mengalir ke sungai,” papar Usman, 56, penduduk setempat.

Akibat limbah tersebut, sebagian besar warga yang bermukim di daerah aliran sungai (DAS) kerap mengalami penyakit kulit apabila menggunakan air Sungai Mencirim.Parahnya lagi, tatkala musim penghujan seperti saat sekarang ini,air sungai terkadang berubah warna menjadi hitam pekat dan airnya pun tak bisa digunakan lagi untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK) yang merupakan kebutuhan sehari-hari warga di pinggiran sungai. “Setiap hari,saya menggunakan air Sungai Mencirim ini untuk kebutuhan mandi dan mencuci pakaian.

Sejauh ini memang saya enggak pernah merasakan gatal-gatal atau penyakit kulit. Jika sudah musim hujan datang, air Sungai Mencirim ini pun berubah warna menjadi hitam pekat dan airnya tak bisa digunakan lagi,” ujar Usman, 56, warga Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota. Pengakuan senada juga diungkapkan Fitri, 23,warga yang sama. Setiap kali menggunakan air Sungai Mencirim, dia selalu mengalami gangguan kulit,seperti gatalgatal dan sempat mengalami penyakit kulit.

Mereka berharap Pemerintah Kota (Pemko) Binjai meninjau lokasi penampungan limbah sampah yang dialirkan ke sungai tersebut. Pasalnya, air sungai yang kotor membuat warga merasa sangat dirugikan karena air Sungai Mencirim sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. “Kami meminta Pemko Binjai dapat meninjau lokasi penampungan limbah sampah yang dialirkan ke sungai tersebut.

Soalnya, dengan kotornya air sungai,kami merasa sangat dirugikan.Sebab, air sungai tersebut sudah menjadi kebutuhan kami sehari- hari,” tutur warga Lingkungan IX,Mencirim,ini. Berdasar pantauan SINDO di lokasi penampungan limbah TPA tersebut, terdapat tiga kolam yang digunakan untuk menampung air limbah sampah agar tidak masuk ke sungai.Namun kenyataannya, kolam penampungan limbah tersebut tak mampu menampung air limbah sampah hingga air tersebut meluap ke parit-parit di sekitar kolam yang langsung mengalir ke sungai.

Kolam-kolam penampungan limbah sampah ini tampaknya sengaja dialirkan ke sungai untuk mengurangi debit air yang masuk ke kolam.Pasalnya, di pinggir sungai terdapat pipa paralon yang cukup besar yang dialiri air yang diduga limbah dari kolam-kolam penampungan air. Seorang warga setempat yang menjadi pengawas kolam limbah itu membenarkan hal itu. Dia mengaku kolam pertama seluas kurang lebih 20 meter itu digunakan untuk limbah yang masih baru sehingga lebar kolam lebih besar daripada dua kolam lain.

Setelah melalui pembersihan limbah dari kolam pertama, limbah yang masuk ke kolam pertama tersebut dialirkan ke kolam kedua.Namun, limbah ini belum bisa dialirkan langsung ke sungai karena masih dalam kategori kotor. Setelah limbah masuk ke kolam penampungan kedua, limbah kemudian diolah kembali untuk dimasukkan ke kolam penampungan ketiga. Setelah limbah dari kolam kedua masuk ke kolam ketiga,barulah limbah dinyatakan bersih dan boleh dialirkan ke sungai.

Namun kenyataannya, limbah di kolam-kolam penampungan tersebut tak pernah diolah dan seluruhnya dialirkan ke sungai.Di musim hujan sekarang ini, limbah yang terdapat di kolam-kolam penampungan limbah tersebut meluap ke paritparit sebelahnya hingga menuju ke Sungai Mencirim. “Katanya mau diolah dulu, baru dialirkan ke sungai. Namun,Anda lihat sendiri sajalah kolam-kolam penampungan limbah itu,mana ada yang diproses, terbengkalai semuanya.

Bahkan, air limbah yang terdapat di kolam penampungan pertama turut meluap ke parit-parit di sebelahnya, yang kemudian mengalir ke Sungai Mencirim,” papar warga yang tidak ingin namanya disebutkan itu. (eko agustyo fb)



Post Date : 15 Desember 2008