Warga Koja Kesulitan Buang Sampah

Sumber:Kompas - 02 Maret 2010
Kategori:Sampah Jakarta

Jakarta, Kompas - Warga di tiga kelurahan di Kecamatan Koja, Jakarta Utara, kesulitan membuang sampah. Tiga kelurahan itu meliputi Rawa Badak Utara, Lagoa, dan Koja. Sejak satu minggu lalu, lahan pembuangan sampah atau LPS yang biasa mereka gunakan ambles dan tidak bisa digunakan.

LPS di Jalan Rawa Badak I, RW 05, Lagoa, itu ambles sehingga sampah-sampah yang dibuang di sana berceceran di sekitarnya dan mengganggu kesehatan lingkungan.

Pada Minggu (28/2) malam, warga menemukan tembok yang dipakai sebagai batas LPS itu rata dengan tanah. Kemungkinan ada warga yang ingin memanfaatkan tanah tersebut.

Menurut Kepala Suku Dinas (Sudin) Kebersihan Jakarta Utara Indra Wijaya, LPS itu rusak dan kini dalam perbaikan. Agar masyarakat tidak kesulitan membuang sampah, suku dinas kebersihan mengerahkan empat truk armada untuk mengambil sampah di ketiga kelurahan itu.

”Kami menjemput bola. Jadi, truk-truk ini berkeliling mengambil sampah warga. Setelah itu, sampah langsung dibawa ke Bantargebang,” kata Indra.

Dalam praktiknya, truk-truk sampah itu mengambil sampah warga pukul 07.00. Ketika itu, banyak warga belum siap membuang sampah karena sibuk dengan rutinitas pada pagi hari.

”Saya baru mengumpulkan sampah pukul 10.00 setelah selesai memasak. Kalau sampahnya diambil pagi-pagi, sampah saya sisa memasak tidak bisa terbuang,” ujar Sanih (45), warga.

Mengenai keluhan warga ini, Indra mengatakan akan mengevaluasi sistem jemput bola ini. ”Jika frekuensi jadwal pengambilan kurang, kami bisa tambah,” kata Indra.

Jumlah armada truk yang beroperasi kemungkinan akan ditambah agar semua sampah yang ada segera terangkut. Kini Sudin Kebersihan Jakarta Utara memiliki 143 armada truk sampah.

Indra menjelaskan, produksi sampah di Jakarta Utara 5.000 meter kubik per hari. Sampah- sampah itu terdiri dari sampah domestik rumah tangga sebanyak 3.000 meter kubik, sampah swasta, dan sampah dari suku dinas tata air.

Adapun jumlah produksi sampah di DKI Jakarta mencapai 6.000 ton per hari.

Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akhirnya memanfaatkan Tempat Pembuangan Sementara Cipeucang, Serpong. Di tempat itu, sampah dipilah-pilah, lalu sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah anorganik didaur ulang.

”Kami tak mau pusing karena sampah. Buang ke Bogor diprotes warga. Truk-truk sampah Tangerang ditangkap. Lebih baik kami berdayakan wilayah sendiri,” kata Penjabat Wali Kota Tangsel Shaleh MT. Ia mengatakan, untuk mengolah sampah itu, mereka menggandeng mitra swasta, PT Pandawa yang bekerja sama dengan Koperasi Usaha Masyarakat Mandiri. (ARN/PIN)



Post Date : 02 Maret 2010