Warga Kota Bogor Mulai Membuat Lubang Biopori

Sumber:Kompas - 22 April 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
Bogor, Kompas - Sebanyak 2.000 mahasiswa Institut Pertanian Bogor dan ribuan pelajar Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/4) pagi, dilepas untuk membantu warga membuat lubang biopori di halaman rumah mereka masing-masing.

Pembuatan lubang biopori diawali acara seremonial oleh Wali Kota Bogor Diani Budiarto dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Ansori A Mattjik di lapangan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan sehubungan dengan peringatan Hari Bumi 22 April ini.

Diani Budiarto mengatakan, program pembuatan lubang biopori di Kota Bogor merupakan jawaban konkret masyarakat Bogor atas masalah krisis air yang membayangi dunia, termasuk Indonesia, sebagaimana dilansir World Water Forum II tahun 2002. Pembuatan lubang biopori membantu agar penyerapan air ke dalam tanah menjadi lebih mudah sehingga menjamin ketersediaan air di dalam bumi.

Adapun Ansori Mattjik mengatakan, membuat lubang biopori merupakan penghargaan manusia terhadap bumi yang dapat dilakukan dengan mudah.

"Lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk konservasi lahan, yang dalam jangka panjang dapat membantu mencegah longsor, banjir, dan pengendalian sampah rumah tangga," katanya.

Pemerintah Kota Bogor menergetkan sedikitnya selama Sabtu dan Minggu ini dapat dibuat 5.250 lubang biopori, yang tersebar di 68 kelurahan di enam kecamatan. Angka ini diambil untuk menandai peringatan hari ulang tahun ke-525 Kota Bogor, Juni 2007.

Terus bertambah

Pembuatan lubang biopori itu diharapkan akan terus bertambah seiring semakin meningkatnya kesadaran warga Kota Bogor berpartisipasi melakukan konservasi lahan lingkungan permukimannya.

Untuk mengantisipasi dan mendorong hal itu, menurut Asisten Sosial Ekonomi Kota Bogor Indra M Rusli, pemerintah kota memberi tiap-tiap kelurahan 10 bor tanah manual, alat untuk membuat lubang biopori.

"Dengan setiap lurah mengoordinasi pembuatan lubang biopori ini, kami harapkan pada peringatan hari jadi Kota Bogor pada 3 Juni nanti, di wilayah ini ada 22.407 lubang biopori yang digunakan dan dipelihara warga sehingga benar-benar berfungsi sebagai instrumen konservasi lahan," kata Indra.

Ansori Mattjik mengatakan pula, mahasiswa IPB yang bergabung dalam Jaringan Mahasiswa Peduli Lingkungan IPB akan membantu warga membuat lubang biopori ini hingga Juni 2007. "Kami mendorong kegiatan warga karena jika setiap rumah memiliki dan memanfaatkan lubang biopori ini dengan baik, dapat mengatasi masalah sampah rumah tangga cukup signifikan," ujarnya.

Penemu teknologi sederhana konservasi lahan ini dan pencipta alat bor tanah biopori adalah dosen IPB, Kamir R Brata. Dosen Ilmu Tanah tersebut sudah memperkenalkannya sejak awal tahun 1990-an. Ia tidak mematenkan alat bor itu sehingga siapa saja boleh meniru dan membuatnya.

"Silakan datang ke Laboratorium Tanah IPB di Dramaga untuk melihat atau meniru alat bor itu. Yang menjadi perhatian saya adalah lubang biopori ini bisa dikenal dan berguna bagi masyarakat," katanya.

Lubang biopori dapat dibangun baik di halaman rumah, di pinggir jalan, maupun di lahan yang tertutup perkerasan sekalipun. Lubang itu, menurut Kamir, perlu dibangun dalam skala luas sehingga lebih efektif dalam mengembalikan air ke dalam tanah dan mencegah banjir pada saat turun hujan lebat.

Lubang biopori dengan sampah organik akan memungkinkan berbagai mikroorganisme dalam tanah dapat tumbuh. Selanjutnya, mikroorganisme tersebut menciptakan pori-pori di dalam tanah untuk penyerapan air dan penyediaan oksigen di dalam tanah.

Kamir menuturkan, jika banyak orang memiliki dan mengaktifkan lubang biopori, dapat berdampak pula menciptakan hubungan sosial yang baik. "Kita menjadi tidak merepotkan para pemulung karena sampah yang kita buang sudah terpilah. Sampah organiknya kita manfaatkan untuk mengisi lubang biopori, yang nantinya dapat diambil setelah menjadi kompos tanaman," tutur Kamir. (rts)



Post Date : 22 April 2007